Sabtu, November 22, 2008

Hidup Sehat dengan Alpukat

Oleh : Kabelan Kunia

Artikel ini telah dimuat di Harian Pikiran Rakyat, September 2003

Buah alpukat yang kita kenal, karena memiliki daging buah yang tebal dan enak dinikmati ketika dibuat jus, ternyata menyimpan berbagai khasiat penyembuhan sebagai obat. Buah ini dengan mudah dapat dijumpai di pasar tradisional, pedagang buah di pinggiran jalan hingga di supermarket dengan harga yang terjangkau.

Daging buah yang tebal dan lunak dengan warna kekuningan dijumpai mineral zat besi yang berfungsi mencegah anemia dan untuk regenarasi darah. Terdapat juga magnesium dan kalsium yang membantu pertumbuhan tulang dan gigi. Kandungan vitamin E membantu mencegah penuaan dini, “penyakit” yang sangat ditakuti manusia modern. Begitupun dengan vitamin C-nya yang memperkuat pertahanan tubuh, sedang kandungan vitamin B6 membantu metabolisme dalam tubuh.

Berbagai manfaat bisa didapat dari alpukat, baik buah maupun daunnya. Para peneliti dari Shizuoka University, Jepang misalnya, menemukan manfaat buah alpukat dalam mengurangi kerusakan hati, termasuk juga kerusakan akibat virus hepatitis.

Lemak Tak Jenuh
Buah Alpukat (Persea americana) dengan ukuran sedang mengandung 30 gram lemak. Karenanya buah yang menggiurkan ini seringkali dituding sebagai penyebab gemuk, karena meningkatkan kolesterol darah. Dari hasil penelitian diketahui bahwa lemak yang terkandung dalam buah alpukat aman dan malah menyehatkan. Hal itu karena sekitar 63 persen unsur penyusunnya adalah asam lemak tidak jenuh, terutama asam lemak tidak jenuh tunggal (MUFA, monounsaturated fatty acids).

Dengan kandungan asam lemak tak jenuh tunggal dalam alpukat, maka sama sekali tidak membuat tubuh menjadi gendut bila mengkonsumsinya. Bahkan asam lemak ini memiliki efek positif bagi tubuh. Menyisipkan asam lemak tak jenuh tunggal dalam program diet sehari-hari dapat menghemat kalori dan mengurangi lemak jenuh dari dalam tubuh.

Diet rendah lemak, sering menurunkan kolesterol HDL (high density lipoprotein), namun diet dengan alpukat yang kaya MUFA dapat menurunkan kadar kolesterol “jahat”, LDL (low density lipoprotein) yang merugikan kesehatan darah, tanpa menurunkan kadar HDL. Lemak MUFA juga mempunyai aktivitas antioksidan yang menjaga tubuh dari kerusakan arteri akibat keganasan kolesterol LDL. Alpukat dapat melindungi arteri dari kerusakan oksidatif dan mengamankan kolesterol sehingga tidak menjadi ganas dan berbahaya.

Alpukat dan HIV/AIDS
Dari berbagai manfaat yang terkandung dalam alpukat, khasiat yang cukup mengejutkan adalah manfaat alpukat sebagai penyembuh penyakit HIV/AIDS. Ada beberapa faktor yang membuat buah alpukat sehat untuk orang-orang yang terserang HIV/AIDS. Pertama, sumber energi, terutama lemak yang aman. Alpukat merupakan salah satu buah yang tinggi kadar lemaknya, sekitar 16 persen.

Kedua, orang-orang dengan HIV/AIDS memerlukan masukan vitamin dan mineral yang kuantitasnya cukup dan kualitasnya baik. Alpukat mengandung vitamin A dan karoten yang baik. Dalam 100 gram buah alpukat terkandung sekitar 300 - 400 IU vitamin A, dan sekitar 165 mikrogram karoten. Terkandung pula tiamin, riboflavin, dan niasin, yang tergolong vitamin B-kompleks. Kadar vitamin C alpukat cukup baik, sekitar 14 mg per 100 gram buah alpukat.

Ketiga, buah alpukat mengandung kadar glutation tertinggi di antara buah-buahan, yaitu 21 mg per 100 gram buah segar. Senyawa glutation tersebut berfungsi sebagai unsur pertahanan tubuh dari berbagai serangan zat penghancur di dalam tubuh. Ia berfungsi sebagai antioksidan, bersama vitamin C, E, dan karoten, dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Glutation dilaporkan berfungsi sebagai zat antikanker yang dapat menonaktifkan sedikitnya 30 zat penyebab kanker. Glutation juga membantu menghambat kerusakan tubuh akibat senyawa beracun, misalnya bahan pencemar lingkungan seperti pestisida, logam-logam berat (timah), yaitu dengan cara menawarkan racun tersebut lalu membuangnya lewat sistem pembuangan (feses, urin, atau keringat).

Hal yang menggembirakan adalah diketahui bahwa glutation berfungsi sebagai penyembuh AIDS. Kenyataan ini terungkap berdasarkan hasil penelitian Dr Alton Meister dari Universitas Cornell, AS. Meister menemukan bahwa glutation menghentikan penyebaran atau reflikasi virus HIV secara in vitro. Makin banyak senyawa glutation yang ditambahkan makin besar efeknya mengurangi penggandaan virus.

Berdasarkan ketiga alasan di atas, maka alpukat cukup baik digunakan sebagai menu harian bagi penderita HIV/AIDS ini. Pemenuhan sumber energi, vitamin dan mineral yang terkandung dalam alpukat dapat membantu meringankan beban penderita penyakit yang menguras energi dan menghambat kerja antibodi tubuh ini.

Demikianlah sekelumit ragam manfaat alpukat untuk memelihara kesehatan kita. Tingginya kandungan zat berguna dalam buah ini serta rasanya yang memang enak, terutama saat dibuat jus, maka tidak diragukan lagi buah ini menjadi salah satu buah primadona yang mesti dikembang dan dibudidayakan secara serius.

Tidak ada komentar: