Rabu, Desember 29, 2010

Tahun Baru Menuju Harapan Bangsa

Oleh Kabelan Kunia*
Artikel Penulis ini telah dimuat di Harian Tribun Jabar, Rabu 29 Desember 2010

Rifdah Fawwaz Zhafirah Kunia (7 th) dan Najla Haifa Zaizativa Kunia (3 th)
Sepanjang tahun 2010 kita dikejutkan oleh cukup banyak peristiwa kekerasan dan keberingasan yang melibatkan pemeluk agama. Intensitas dan ekstensitas konflik sosial di tengah-tengah masyarakat terasa kian mengenaskan. Ironis, padahal bangsa Indonesia sering membanggakan atau dibanggakan sebagai bangsa yang memiliki tingkat toleransi dan kerukunan beragama yang amat tinggi. Masihkah ada harapan untuk membangun kehidupan beragama yang damai, rukun dan saling mengasihi?

Sementara demo dan unjuk rasa menuntut keadilan di tengah masyarakat terus menggebu, musibah dan bencana seperti tak lepas membayangi kehidupan kita sebagai bangsa. Musibah banjir terjadi di mana-mana yang menelan jutaan hektar sawah, merupakan tragedi pangan yang dapat memicu kerawanan. Musibah Tsunami kembali melanda, lutusan Merapi, Bromo dan banyak Gunung berapi yang aktif kembali di tahun ini. Bencana melanda kian menjungkirbalikkan kehidupan masyarakat kecil yang tak berdaya.

Tidak hanya sampai di sana, di tengah teriakan kelaparan di mana-mana, lonjakan BBM, gas elpiji dan minyak tanah membuat suasana makin amburadul. Seiring dengan itu makin merangkak pula harga bahan kebutuhan pokok masyarakat akibat pola salah urus pemerintah.

Anehnya, seringkali kenaikan ini merajalela tanpa toleransi sedikitpun, pemerintah kita kerap kali lupa menangani, malah semakin memperparah keadaan dan berlaku seperti tak terjadi apapun. Akhirnya kenaikan harga-harga seperti tak aneh, lumrah dan biasa saja bilamana berulang terjadi. Sistem pencegahan kita bekerja lambat sekali. Begitu kejadian datang, seringkali hadirnya membuat kita kebal dan nyaris tak terusik. Kita tak hirau dengan orang lain yang terusik. Ironisnya, pemerintah menyikapi dingin dan menganggap semua harus terjadi sebagai dampak ketidakbecusan pengelolaan pemerintahan.

Menebar Kedamaian
Rangkaian musibah tak pernah putus seakan akrab mengangkangi kehidupan masyarakat yang kian kusut. Lembar demi lembar luka telah terbuka, hingga meninggalkan duka nestapa yang mendalam. Genangan duka cita memenuhi haru-birunya hati sehingga sulit utuk bangkit dan beranjak mengarungi lautan hidup dengan ombak yang mengganas.

Ketidaksanggupan menyergap, sementara riak bahkan hembusan badai kian menghantam. Kesemerawutan makin kentara. Ketidakbecusan terpelihara. BLT dan bantuan bencana sosial yang tidak tepat sasaran disinyalir makin meruncingkan perbedaan dan memecah belah rakyat. Nurani rakyat kian terhimpit. Tidak dipungkiri ketika tekanan begitu membludak, maka ledakan kemarahan akan makin menjadi dan merata. Apakah pemerintah hanya berpangku tangan menyaksikan penderitaan rakyat kecil semacam ini? Tidak tergerakkah hati nurani para pemimpin yang sibuk dengan kepentingan politis pribadi dan golongan menghadapi Pilkada dan utamanya menjelang 2014?

Dalam gemuruh ketidakpastian, krisis pangan, kenaikan BBM, kemiskinan dan penderitaan rakyat kecil, marilah bersama kita merenungi keberlanjutan cita bangsa. Bangsa kita harus bangkit mesti dengan tenaga seadanya.

Sesungguhnya tragedi yang menimpa benar-benar telah menjatuhkan derajat dan martabat kita sebagai bangsa. Semuanya adalah musibah dan bencana yang cikalnya telah kita awali. Seyogianya kita renungi bersama. Mulailah kita menyusun dan menata cermin dalam barisan yang sepatutnya. Ketika bencana telah melanda, hendaknya kita mulai berkaca, mengamati kesalahan, kelalaian bahkan kebodohan kita sepanjang waktu terurai.

Boleh jadi alam tidak menyapa akrab. Banjir, longsor, kekeringan, badai hingga letusan gunung mungkin akan terus mengusik ketenteraman seiring serbuan pendemo, dentuman bom, granat dan peluru nyasar lainnya di sepanjang tahun ke depan. Tentu saja kita tetap optimis bahwa bangsa ini akan mampu mewujudkan kehidupan yang toleran, damai, dan konstruktif di tengah krisis global yang melanda. Dan menjadi tugas kita, umat Islam yang berkemauan untuk beragama secara saleh, untuk mendamaikan dan menabur keselamatan demi kepentingan semua ummat manusia.

Kita perlu menempatkan wacana agama sebagai wacana yang berdimensi sosial keagamaan, sehingga memunculkan wacana keagamaan yang adil dalam perilaku ekonomi, politik, hukum, dan aktivitas kemanusiaan.

Kita semua sepakat bahwa Islam datang untuk kedamaian dan kerukunan hidup manusia, berlandaskan nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Islam sebagai agama yang mengajarkan prinsip saling mengasihi, menyayangi dan mencintai antar sesama manusia, makhluk Sang Maha Pencipta. Islam mengandung nilai rahmatan lil 'alamin, kasih sayang bagi alam semesta. Selamat tahun baru 2011 (*****)

*) Bekerja pada Pusat Penelitian Bioteknologi ITB, Peminat masalah sosial keagamaan, lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Kamis, Desember 09, 2010

Selulosa, Sumber BBM Murah

Oleh Kabelan Kunia*
Artikel penulis ini telah dimuat di Harian Pikiran Rakyat, Edisi Kamis, 09 Desember 2010

Bahan baku Selulosa berlimpah sebagai BBM Murah
Pemerintah agaknya serius dengan rencana membatasi pemakaian premium bersubsidi. Selama ini premium bersubsidi banyak dinikmati kalangan menengah atas. Pemerintah akan membatasi penggunaannya hanya untuk motor dan angkutan umum. Dengan pembatasan tersebut, pemerintah berharap bisa menekan pemakaian premium bersubsidi sebanyak 4 juta kiloliter. Jika tidak dibatasi, pemakaian premium bersubsidi akan membengkak menjadi 40,5 juta kiloliter dari jatah yang hanya 36,6 juta liter.

Kebutuhan akan ketersediaan bahan bakar minyak sebagai sumber energi terus meningkat seiring dengan bertambahnya populasi dunia. Hingga saat ini bahan bakar fosil masih menjadi sumber energi utama di dunia (80%), terutama dalam sektor transportasi. Bahan bakar fosil diperoleh dari deposit fosil bumi karena itu merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbarui dan jumlahnya semakin hari semakin menipis.

Di Indonesia, pengadaan energi juga masih sangat bergantung pada bahan bakar minyak (BBM), terutama di sektor transportasi (> 99 %). Produksi minyak mentah Indonesia kurang dari 1 juta barel/hari. Itu pun setelah dikurangi biaya produksi, perolehan pemerintah hanya 700.000 bbl/hari (85 %). Ini artinya, masa depan keterjaminan pasokan bahan bakar minyak kita sangat mengkhawatirkan. Penggunaan bahan bakar fosil juga banyak dikritisi karena berdampak negatif bagi lingkungan.

Alternatif
Di samping bahan bakar fosil, bahan bakar minyak dapat diperoleh dari biofuel. Biofuel merupakan sumber bahan bakar yang diperoleh dari senyawa organik nonfosil atau materi biologi melalui proses biokimia, termokimia atau fermentasi. Salah satu contoh biofuel adalah bioetanol yang diperoleh dari biomasa. Bioetanol merupakan bahan kimia yang diprediksi akan menjadi bahan bakar alternatif karena dapat diperbarui dan ramah lingkungan.

Pemanfaatan bioetanol dan biodiesel produksi dalam negeri akan berkontribusi sangat baik tidak hanya pada pemeliharaan keterjaminan pasokan bahan bakar, tetapi juga pada pembukaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan antarindividu dan daerah, peningkatan kemampuan teknologi pertanian dan industri, ataupun pembangunan berkelanjutan. Saat ini etanol telah banyak digunakan dalam berbagai keperluan keseharian manusia, terutama sebagai pelarut (industri), minuman, dan bahan bakar. Sebagai petrol extender bioetanol dapat digunakan dan dapat dicampur langsung dengan bahan bakar konvensional untuk memproduksi biofuel. Pencampuran bahan bakar konvensional dengan bioetanol pada konsentrasi 10% telah digunakan sebagai bahan bakar tanpa mengubah spesifikasi mesin.

Beberapa negara termasuk Brasil, Amerika Serikat, Swedia, Prancis dan India sudah menggunakan gasohol (gasoline-[absolute] alcohol mixture), komposisi sampai dengan 20% v/v, untuk bahan bakar motor bensin. Bahkan, baru-baru ini industri automobil Amerika Serikat telah berencana menggunakan flexi fuelled engines dengan komposisi etanol 85% v/v untuk mesin yang telah dimodifikasi.

Selulosa
Secara umum, bioetanol dapat dihasilkan dari bahan mentah berupa gula, pati, dan selulosa. Produksi bioetanol secara komersial masih menggunakan gula dan pati sebagai bahan mentah. Brasil misalnya, menggunakan tetes tebu sebagai bahan baku utama. Demikian juga Amerika Serikat, banyak mengunakan jagung. Sedangkan gula dan pati adalah sumber makanan sehingga perlu dicari alternatif bahan baku lainnya yang bukan merupakan sumber makanan.

Oleh karena itu, selulosa sangat potensial sebagai bahan baku produksi bioetanol. Untuk mencapai kelayakan ekonomis produksi bioetanol harus digunakan bahan baku yang murah. Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi luar biasa yang dapat dimanfaatkan untuk memproduksi bioetanol di antaranya dari biomasa tanaman. Biomasa yang mengandung selulosa dapat diperoleh dengan biaya rendah serta tersedia di alam dalam jumlah besar. Sekitar 50% senyawa organik di alam merupakan selulosa. Saat ini material yang mengandung selulosa masih dianggap sebagai ampas atau limbah sehingga dibuang begitu saja dengan cara dibakar, seperti jerami padi, ilalang, dan rerumputan. Sumber biomasa berselulosa sangat beragam di antaranya berasal dari penggunaan agrikultur, industri paper-pulp, dan agroindustri.

Selulosa terdapat secara alamiah terutama di dinding sel tanaman, yang menyusun 35% -50% dari total berat kering tumbuhan. Komponen lainnya terdiri dari hemiselulosa (20 -35%) dan lignin (5 - 30%). Selulosa merupakan biopolimer lurus dari 1,4- -D-glukosa (Gambar 1) dan memiliki struktur kristalin yang membedakan selulosa dari polisakarida lainnya. Karena strukturnya yang kompleks, diperlukan suatu sistem enzim kompleks untuk mendegradasi selulosa, yaitu selulase.

Gambar 1. Struktur selulosa

Sistem enzim ini terdiri atas tiga komponen, yaitu endoglukanase, eksoglukanase, dan -glukosidase. Endoglukanase bekerja secara acak memotong rantai selulosa menghasilkan glukosa dan selooligosakarida, eksoglukanase memotong ujung pereduksi selulosa menghasilkan selobiosa, se-dangkan -glukosidase memotong selobiosa serta selooligosakarida lain menjadi glukosa. Proses produksi bioetanol dari selulosa secara garis besar terdiri dari dua tahap, yaitu tahap sakarifikasi atau hidrolisis selulosa menjadi glukosa dan tahap fermentasi glukosa menjadi etanol. Masing-masing tahap menggunakan mikroorganisme yang berbeda (Gambar 2). Proses sakarifikasi (hidrolisis) memerlukan sistem enzim selulase. Tahap ini memakan 40% dari total biaya produksi. Apabila dapat digunakan hanya satu mikroorganisme yang mampu melakukan konversi selulosa jadi etanol, biaya produksi dapat ditekan sehingga bahan bakar lebih murah.


Gambar 2. Konversi selulosa menjadi etanol memerlukan dua mikroorganisme

Mikroba penghasil sistem enzim selulase yang dominan dan telah dimanfaatkan pada industri bioteknologi serta menjadi fokus penelitian selama lebih dari 50 tahun misalnya Trichoderma viride. Mikroba lainnya yang dapat menghasilkan etanol pada proses selanjutnya adalah ragi Saccaromyces, Pichia, Candida, dan bakteri Zymomonas mobilis. Sampai saat ini produksi bioetanol sebagai bahan bakar alternatif masih memiliki hambatan secara ekonomis. Harga produksi bioetanol lebih tinggi dibandingkan de-ngan harga bahan bakar fosil. Harga etanol teknis per liter di pasaran mencapai lebih dari tiga kali lipat dari harga satu liter bensin. (Kabelan Kunia, bekerja di Pusat Penelitian Bioteknologi ITB)***

Saatnya Beralih ke Sumber-sumber Energi Terbarukan

Oleh kabelan Kunia*
Artikel penulis ini telah dimuat di Harian Pikiran Rakyat, Edisi Kamis 09 Desember 2010

Rencana pembatasan subsidi premium pada tahun depan hendaknya menjadi momentum bagi pemerintah untuk berupaya memanfaatkan sumber energi lain selain minyak bumi. Indonesia yang kaya akan sumber energi terbarukan, seperti sinar ma-tahari sepanjang tahun, angin, gelombang ombak, biomass, hidrogen, geotermal, dan sebagainya merupakan cadangan energi terbarukan yang seharusnya mulai diaplikasikan di masyarakat secara meluas.

Sinar matahari sebagai sumber energi dapat diaplikasikan melalui sel matahari (solar cell) untuk keperluan pembangkit energi listrik rumah tangga ataupun industri. Dengan penerapan ini lambat laun ketergantungan kita kepada sumber energi minyak bumi, gas, dan batu bara yang tak terbarukan tersebut bisa berkurang. Upaya mencari alternatif bahan bakar lain sebagai pengganti bahan bakar minyak (BBM) akibat tingginya harga minyak dunia terus dilakukan. Para pengusaha minyak makan bahkan telah mengusulkan penggunaan biofuel atau minyak nabati sebagai bahan bakar alternatif. Minyak nabati seperti minyak jagung, minyak kedelai bahkan minyak sawit dapat digunakan untuk biofuel atau biodiesel. Masalah akan timbul karena minyak nabati ini juga dikonsumsi oleh manusia.

Biofuel
Indonesia sebagai negara agraris dengan energi matahari berlimpah, berpotensi besar menghasilkan produk energi terbarukan. Ada berbagai jenis sumber nabati yang dapat dioleh menjadi biofuel, mulai dari buah atau biji (misalnya tanaman jarak), batang (tebu), bahkan sampai ke akar tumbuhan (umbi-umbian). Itu artinya terdapat banyak pilihan untuk mengembangkan produksi biofuel di seluruh wilayah Indonesia sesuai dengan karakter daerah, atau bahkan secara tumpangsari sekaligus.

Ada dua macam jenis biofuel yang bisa dikembangkan, yaitu etanol dan biodiesel. Etanol berasal dari alkohol yang strukturnya sama dengan bir atau minuman anggur. Untuk membuat alkohol dilakukan melalui proses fermentasi dari bahan baku tumbuhan yang mengandung karbohidrat tinggi, seperti ketela pohon dan bahan berselulose semacam kayu atau jerami. Etanol dipergunakan untuk menggerakkan mesin berbahan bakar bensin.

Khusus untuk mesin diesel, bisa mempergunakan bahan bakar jenis biodiesel. Biodiesel diproduksi dari senyawa kimia bernama alkyl esters yang diperoleh dari lemak nabati. Bahan esters ini memiliki komposisi yang sama dengan bahan bakar solar, bahkan lebih baik nilai cetane-nya dibandingkan solar. Biodiesel ini dapat dipanen dari biji jarak pagar (Jatropha curcas).

Sebagai bahan bakar cair, biodiesel sangat mudah digunakan dan dapat langsung dimasukkan ke dalam mesin diesel tanpa perlu memodifikasi mesin. Selain itu, dapat dicampur dengan solar untuk menghasilkan campuran biodiesel yang ber-cetane lebih tinggi. Menggunakan biodiesel dapat menjadi solusi bagi Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar solar sebesar 39,7%. Biodiesel pun sudah terbukti ramah lingkungan karena tidak mengandung sulfur.

Pola pengembangan bahan bakar nabati (BBN) dapat dilakukan dengan pola kegiatan rakyat desa yang bertujuan mengurangi beban biaya bahan bakar rumah tangga, dengan memproduksi dan mengonsumsi bahan bakar di desa yang bersangkutan. Pola ini dapat dikembangkan di daerah-daerah terpencil yang karena biaya distribusi menyebabkan minyak tanah dan solar harganya bisa tidak terjangkau per liternya. Pola semacam ini telah dilakukan di beberapa desa di Kecamatan Rajadesa, Kabupaten Ciamis, yang merupakan kecamatan mandiri energi sebagai kegiatan percontohan yang dikelola oleh Institut Teknologi Bandung dan Pemda Ciamis.

Dapat dibayangkan ketika desa-desa miskin di seluruh Indonesia mulai melakukan kegiatan semacam ini secara mandiri, kenaikan harga minyak dunia yang pasti akan diikuti dengan kenaikan BBM di Negara kita, maka rakyat di perdesaan ini tidak ikut menjerit.

Dari segi payung hukum, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 5 Tahun 2006 tanggal 25 Januari 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. Terkait dengan BBN sendiri, telah diterbitkan pula Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) sebagai Bahan Bakar Lain. Didalamnya telah diinstruksikan kepada sejumlah kementerian dan pemerintah daerah untuk melakukan berbagai upaya mendorong penyediaan dan pemanfaatan BBN.

Demikianlah bahwa ke depan kita perlu adanya mekanisme yang memastikan bahwa pengembangan bahan bakar nabati, selain mengurangi ketergantungan industri otomotif terhadap BBM, juga menurunkan emisi yang dihasilkannya. Serta, jangan sampai pengembangan biofuel akan mengonversi luas hutan kita yang sudah semakin kritis menjadi perkebunan biofuel. Juga, tidak sekali-kali menempatkan petani hanya sebagai "sapi perah" dari para pengusaha demi biofuel. Mari sama-sama kita amati dan kritisi itu semua demi kejayaan bangsa. (Kabelan Kunia/ Pusat Penelitian Bioteknologi ITB) ***

Selasa, Desember 07, 2010

Tahun Baru Hijriyah: Momentum Menuju Perbaikan Diri


Dalam Al Quran Allah menyatakan bahwa “Tiada lain Aku ciptakan Manusia dan Jin untuk beribadah padaKu”, bahwa sejak akhil baligh, kita diwajibkan untuk beribadah kepada Allah. Sedangkan Allah bersumpah “Demi waktu..... sesungguhnya manusia itu merugi”.

Dalam sebuah Sunnah Rasulullah Saw menyebutkan bahwa “Orang yang beruntung adalah orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin”, dalam ketiga pernyataan dari Al Qur’an dan Hadits tersebut terkandung hikmah bahwa terdapat proses evaluasi diri dari waktu ke waktu sepanjang masa hidup untuk senantiasa mendapatkan dan berbuat lebih baik dengan menerapkan konsep ibadah pada Allah.

Pernyataan orang yang beruntung adalah orang yang hari ini lebih baik daripada kemarin adalah mengandung makna spiritual yang berpengaruh pada kegiatan kita secara menyeluruh yaitu agar mengarahkan pada ibadah pada Allah. Bila kita simak berapa banyak ibadah ritual yang biasa dilakukan dalam rangka melakukan Rukun Islam. Lalu sisa waktunya dihabiskan untuk kegiatan-kegiatan yang lainnya termasuk yang paling menyita waktu adalah kegiatan bisnis dan profesi, seperti diingatkan pada Surat Luqman, “bahwa …Janganlah engkau melalaikan Shalat dengan Perniagaan…”

Dari situlah mengapa konsep dan hikmah hijrah perlu dikaji ulang dan diamalkan  oleh umat Islam. Setiap pergantian waktu, hari demi hari hingga  tahun demi  tahun, biasanya memunculkan harapan baru akan keadaan yang lebih baik.  Islam mengajarkan, hari-hari yang kita lalui hendaknya selalu lebih baik dari  hari-hari sebelumnya.

Dengan kata lain, setiap Muslim dituntut untuk menjadi  lebih baik dari hari ke hari. Hadis Rasulullah yang sangat populer menyatakan,  ''Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, adalah orang yang  beruntung”.
    
Bila hari ini sama dengan kemarin, berarti orang merugi, dan jika hari ini lebih jelek  dari kemarin, adalah orang celaka.'' Oleh karena itu, sesuai dengan QS  59:18, ''Hendaklah setiap diri memperhatikan (melakukan introspeksi)  tentang apa-apa yang telah diperbuatnya untuk menghadapi hari esok  (alam akhirat).'' Pada awal tahun baru hijriyah (1432 H) ini, kita bisa merancang  hidup agar lebih baik dengan hijrah, yakni mengubah   perilaku  buruk menjadi baik, melaksanakan perintah Allah dan menjauhi  larangan-Nya.
  
Kita ubah ketidakpedulian  terhadap kaum lemah menjadi  sangat peduli dengan semangat zakat, infak, dan sedekah. Selain itu  juga mengubah permusuhan dan konflik menjadi persaudaraan dan  kerjasama, mengubah pola hidup malas-malasan menjadi giat bekerja, mengubah  hidup pengangguran dan peminta-minta menjadi pekerja mandiri dan tidak  bergantung pada belas kasih orang lain.

Tidak kalah pentingnya, tahun ini kita harus hijrah pilihan  politik, dari parpol dan politisi busuk kepada parpol dan politisi harum, dari rezim  korup dan zalim kepada pembentukan pemerintahan yang bersih dan amanah. Semoga.

      Wallahu  a'lam. Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1432 Hijriyah.

Rabu, November 17, 2010

Idul Adha, Bencana dan Pengorbanan


Hari Raya Kurban. Pada hari ini kita disyariatkan berkurban, yaitu amalan yang sangat disukai Allah SWT. Menyembelih hewan kurban pada hari ini adalah wujud kesyukuran kita kepada Allah untuk membantu fakir miskin menikmati daging kurban yang disembelih secara serentak di berbagai tempat. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Hajj ayat 28 bermaksud: "Maka makanlah sebahagian daripadanya dan Sebahagian lagi berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir".

Tangis Anak Bangsa
Dalam beberapa waktu terakhir, kita dikejutkan oleh banyaknya peristiwa kekerasan dan keberingasan yang melibatkan para pemeluk agama. Intensitas dan ekstensitas konflik sosial di tengah-tengah masyarakat terasa kian mengenaskan. Ironis, padahal bangsa Indonesia sering membanggakan atau dibanggakan-sebagai bangsa yang memiliki tingkat toleransi dan kerukunan beragama yang amat tinggi. Masihkah ada harapan untuk membangun kehidupan beragama yang damai, rukun, dan saling mengasihi?

Berbeda dengan tahun-tahun berlalu, kini, kita merayakan Idul Kurban dalam duka cita yang mendalam. Langit menangis, kelam mencekam di seantero raya. Noda hitam tercecer di tanah hitam yang kerontang. Jikalau jari jemari kita cukup untuk menghitung noda yang tak terbilang, maka tidaklah itu mampu mengurai tangis kita yang telanjur kikis.

Sementara teroris gentayangan, musibah dan bencana seperti tak lepas membayangi kehidupan kita sebagai bangsa. Banjir besar Wasior dan Tsunami menerjang Mentawai yang menelan korban nyawa dan harta, merupakan tragedi nasional yang mewarnai lembaran sejarah bangsa. Tangis anak negeri seolah tertumpah di sana bersama curahan hujan dan genangan air yang mencoba menutupi atap rumah dan keidupan mereka.

Tidak hanya sampai di sana, di tengah genangan air lumpur panas di Sidoarjo yang tak kunjung surut, hantaman jago merah ganas melahap rumah-rumah, kios-kios di banyak pasar tradisional dan hutan-hutan di berbagai pelosok daerah, sehingga kita terpaksa menjadi pengekspor asap terbesar di dunia. Erupsi dan letusan Merapi membahana menutupi dan membakar semangat kehidupan rakyat di lereng-lereng hingga berkilo meter jauhnya.

Memetik Hikmah
Anehnya, seringkali musibah dan bencana menimpa, kita kerap kali lupa menangani, malah semakin membuat kita malu, karena tidak bisa atau kita berlaku seperti tak terjadi apapun. Akhirnya musibah seperti tak aneh, lumrah dan biasa saja bilamana berulang menimpa. Sistem imun kita bekerja cepat sekali. Begitu kejadian bencana datang, seringkali hadirnya membuat kita kebal dan nyaris tak terusik. Kita tak hirau dengan orang lain yang terusik. Ironisnya, pemerintah menyikapi dingin dan menganggap semua hanya sekedar bencana alam.

Masih adakah air mata kita untuk meratapi nasib bangsa yang diwarnai dengan tinta hitam, kelabu dan pucat tanpa roh ini? Rintihan dan ratapan anak bangsa seolah tak usai menangisi sejarah kelam-mencekam.

Rangkaian musibah tak pernah putus seakan akrab mengangkangi kehidupan bangsa yang kian kusut. Lembar demi lembar telah terbuka untuk kemudian tersobek-sobek, hingga meninggalkan duka nestapa yang mendalam. Genangan duka cita memenuhi haru-birunya hati sehingga sulit utuk bangkit dan beranjak mengarungi lautan hidup dengan ombak yang mengganas. Ketidaksanggupan menyergap, sementara riak bahkan hembusan badai kian menghantam.

Demikian Allah mengingatkan manusia yang menafikan secara tegas ketentuan ekonomi sejarah dan secara tegas pula menempatkan sikap terdalam manusia sebagai faktor penentu kelahiran sejarah peradaban dunia. Inilah legitimasi atas hasrat mereformasi hati dan kehidupan kita sebagai individu dan masyarakat suatu bangsa.

Tidak kita pungkiri bangsa ini telah porak-poranda diguncang musibah dan bencana. Rakyat sudah mulai jenuh dan ‘sebel’ dengan keadaan yang tidak pernah sembuh. Bahkan luka itu makin menganga. Kesemerawutan makin kentara. Nurani rakyat kian terhimpit. Tidak dipungkiri ketika tekanan begitu membludak, maka ledakan kemarahan akan makin menjadi dan merata.

Dalam gemuruh bencana di mana-mana, marilah bersama kita merenungi keberlanjutan cita bangsa. Bangsa kita harus bangkit mesti dengan tenaga seadanya.

Sesungguhnya tragedi yang menimpa benar-benar telah menjatuhkan derajat dan martabat kita sebagai bangsa. Semuanya adalah musibah dan bencana yang cikalnya telah kita awali. Seyogianya kita renungi bersama. Mulailah kita menyusun dan menata cermin dalam barisan yang sepatutnya. Ketika bencana telah melanda, hendaknya kita mulai berkaca, mengamati kesalahan, kelalaian bahkan kebodohan kita sepanjang waktu terurai.

Boleh jadi alam tidak menyapa akrab. Banjir, longsor, badai hingga letusan gunung mungkin akan terus mengusik ketenteraman seiring dentuman bom, granat dan peluru nyasar lainnya. Tentu saja kita tetap optimis bahwa bangsa ini akan mampu mewujudkan kehidupan yang toleran, damai, dan konstruktif. Dan menjadi tugas kita para penganut agama-agama yang berkemauan untuk beragama secara saleh, untuk mendamaikan dan menabur keselamatan demi kepentingan semua umat manusia. (Kabelan Kunia/ Bandung)

Rabu, November 10, 2010

Amburadulnya Transportasi Udara

Siang ini kami akan berangkat ke Kota Jambi. Tiket pesawat Lion Air sudah kami kantongi setelah booking online beberapa hari yang lalu. Memang kami cukup beruntung mendapatkan tiga tiket dengan harga promosi yang tidak menguras kantong.

Seyogyanya pesawat berangkat pukul 10.50 WIB dari Bandara Soekarno Hatta. Setibanya di bandara, dan menunggu di ruang tunggu Terminal 1 bandara, kami mendapatkan info pesawat delay 45 menit dari jadual yang telah ditentukan. Terpaksa kami menunggu dengan sabar. 

Setelah menunggu, nyatanya pesawat Lion Air yang akan menerbangkan kami pun belum kunjung tiba dari penerbangan sebelumnya. Lagi-lagi kami terpaksa menunggu. 

Pukul 13.00 WIB akhirnya kami diterbangkan juga oleh Lion Air menerobos awan menyeberangi pulau Sumatera menuju Kota Jambi. Sejam di udara, akhirnya kami tiba di Bandara Moh. Thaha, Jambi. Sesaat kami menunggu untuk mendapatkan barang bawaan kami yang di bagasi pesawat. Sekian lama menunggu dan semua barang dari bagasi sudah keluar, nyatanya dua barang kami (sebuah ransel dan sebuah kardus) dari bagasi tidak kunjung ada. Setelah melapor ke petugas, kami tahu bahwa barang kami masih tertinggal di Bandara Soekarno Hatta, Tanggerang. Busyet!!! Kok, bisa ya????

Gara-gara Obama

Pagi ini kami menuju Bandara Soekarno Hatta dengan Travel Xtrans. Pukul 10.45 WIB pesawat Lion Air akan menerbangkan kami ke Kota Jambi. Pukul 05.30 tepat kami diberangkatkan dari pool Xtrans di Jl. Cihampelas Bandung. Begitu akan masuk pintu tol Halim menuju tol Bandara, kami dikepung macet yang luar biasa. Ratusan mobil tumpek di ruas tol Halim menuju tol dalam kota dan tol Bandara. Macet yang pastinya tidak dapat diprediksi kapan terurainya.
Konon, karena kehadiran Mr. Obama ke Indonesia yang akan menuju Masjid Istiqlal, UI dan Lapangan Udara Halim, sontak membuat beberapa ruas jalan yang akan dilewati akan dicekam macet total, termasuk tol pusat kota dan sekitarnya. Praktis lebih dari 2 jam kami berkutat dalam macet di ruas tol Halim menuju tol Bandara yang relatif lengang. Beruntung supir Xtrans cukup cekatan ketika masuk ruas tol bandara, beliau memacu kendaraannya dengan cepat dan terkendali, sehingga kami bisa tiba di Bandara tepat waktu. Namun rupanya usaha pak sopir menjadi sia-sia, karena ketika tiba di bandara, pesawat Lion Air yang akan menerbangkan kami ke Jambi dijadualkan delay lebih dari 1 jam. Rupanya ini juga gara-gara Obama yang akan segera keluar dari Indonesia dengan segera dari Lapangan Udara Halim sebelum pukul 13.00 ini. 

Waduh, sorry pak sopir Xtrans, usahamu jadi tersia-siakan. Tapi, terima kasih udah ngebut dan tepat waktu kok....
Akhirnya aku juga menjadi korban kehadiran Obama ke Indonesia. Obama datang, macet dimana-mana!!!

Senin, November 01, 2010

Gempa Merapi dan Semangat Kebersamaan


Beberapa waktu terakhir, kita semua sedang berduka. Saudara kita di kota  bersejarah, Yogjakarta dan beberapa wilayah di Jawa Tengah terkena musibah gempa Merapi yang dahsyat.. Tiba-tiba Merapi  'marah', sebuah musibah yang tidak pernah terbanyangkan dalam benak masyarakat, menghantam dan menerjang harta bahkan nyawa-nyawa yang tak berdosa, termasuk sang 'penjaga' fenomenal, Mbah Marijan turut pula menjadi korban dalam sujudnya yang paling dalam dan sangat lama. 

Sangat memilukan menyaksikan mayat saudara kita tergeletak dan terkapar di mana-mana. Banyak anak kecil yang meratap, karena kehilangan ayah dan ibu serta saudara-saudara mereka yang lain. Begitupun orang tua yang meringis, karena anak-anak belahan jiwa tergeletak di bawah puing-puing rumah mereka yang poranda, bahkan ada juga di antara mayat-mayat yang berceceran.

Disini, kita hanya bisa menonton kepedihan saudara kita, tanpa bisa berbuat banyak. Berapapun uang dan sumbangan lain yang kita baktikan buat membantu mereka, kepedihan yang menyesak tidak mungkin dapat hilang dalam hati mereka. Kenangan pahit dan derita yang mendalam senantiasa membayangi ingatan. Nyawa orang-orang yang mereka kasihi telah diambil sebagai syuhada. Harta benda yang mereka kais di bumi Allah dengan keringat bercucuran telah hanyut tersapu prahara.

Kelam mencekam di seantero raya. Mayat syuhada tercecer di tanah hitam yang penuh reruntuhan rumah dan pepohonan. Jikalau jari jemari kita cukup untuk menghitung derita yang tak terbilang, maka tidaklah itu mampu mengurai tangis kita yang telanjur kikis. 

Sementara musibah dan derita rakyat Yogja dan sebagian Jawa Tengah belumlah tuntas, gempa di berbagai daerah telah menghentak dan menimbulkan kecemasan dan trauma yang mendalam, seperti di Kerinci, Padang dan berbagai tempat lainnya. Bencana-bencana yang datang silih berganti merupakan tragedi nasional yang mewarnai lembaran sejarah bangsa. Tangis anak negeri seolah tertumpah bersama curahan hujan dan luapan air yang mencoba menutupi keangkuhan kita.

Rangkaian musibah tak pernah putus seakan akrab mengangkangi kehidupan bangsa yang kian kusut. Lembar demi lembar telah terbuka untuk kemudian tersobek-sobek, hingga meninggalkan duka nestapa yang mendalam. Genangan duka cita memenuhi haru-birunya hati, sehingga sulit untuk bangkit dan beranjak mengarungi lautan hidup dengan ombak yang mengganas. Ketidak-sanggupan menyergap, sementara riak bahkan hembusan badai kian menghantam.

Demikianlah Allah mengingatkan manusia yang menafikan secara tegas ketentuan-Nya dan secara tegas pula menempatkan sikap terdalam manusia sebagai faktor penentu kelahiran sejarah peradaban dunia. Inilah legitimasi atas hasrat mereformasi hati dan kehidupan kita sebagai individu dan masyarakat suatu bangsa.

Tidak kita pungkiri bangsa ini telah porak-poranda diguncang musibah dan bencana. Rakyat juga mulai jenuh dan bosan dengan keadaan yang tidak pernah sembuh dari penyakit yang kita buat sendiri. Reformasi yang kita usung bersama pasca Orde Baru, bagai tak berujung. Gagal dan tidak berhasil menyelamatkan derita anak bangsa. Bahkan luka itu kian menganga.

Dalam gemuruh bencana yang menerpa bangsa kita, marilah bersama kita merenungi keberlanjutan cita bangsa. Bangsa kita harus bangkit mesti dengan tenaga seadanya. Masyarakat kita yang telah terkena bencana, mari kita rangkul dan bimbing untuk menatap masa depan yang lebih baik. 

Sesungguhnya tragedi yang menimpa benar-benar telah menjatuhkan semangat kita sebagai bangsa. Semuanya adalah musibah dan bencana yang dapat kita petik hikmahnya, sekecil bahkan seperih apapun. Seyogianya kita renungi bersama. Mulailah kita menyusun dan menata bangsa ini dalam barisan yang sepatutnya. Ketika bencana telah melanda, hendaknya kita mulai berkaca, mengamati kesalahan, kelalaian bahkan kebodohan kita sepanjang waktu berlalu dan belajar berbuat sesuatu yang lebih baik untuk masa depan bangsa.

Boleh jadi alam tidak menyapa akrab. banjir, longsor, badai, gunung meletus hingga gempa  bumi dan Tsunami mungkin akan terus mengusik ketenteraman kita. Tentu saja kita tetap optimis bahwa bangsa ini akan mampu mewujudkan kehidupan yang toleran, damai dan konstruktif. Dan menjadi tugas kita para penganut agama yang berkemauan untuk beragama secara saleh, untuk mendamaikan dan menabur keselamatan demi kepentingan semua umat manusia. 

Dengan tragedi ini, sekurangnya kita telah membuktikan bahwa kita sebagai bangsa yang memiliki beragam etnis, budaya dan agama, dapat saling berbagi dan membantu saudara-saudara kita yang tertimpa musibah. Semangat saling mengharagai dan saling berbagi kesedihan ini, hendaknya membuat kita makin menyadari bahwa bangsa ini harus kita bangun secara bersama-sama pula. Kita harus saling membantu dan berbagi. Banyak pelajaran yang dapat kita petik dari peringatan Allah kali ini. Semuanya bergantung bagaimana kita menyikapinya. 

Memang benar masyarakat yang terkena musibah telah kehilangan segala-galanya, tapi apakah kita cukup hanya meratapi dan menaruh kesedihan itu dalam-dalam. Kita semua harus berbuat di samping mendoakan para syuhada dan masyarakat yang tertimpa musibah dapat kembali bangkit dan melangkah ke depan bersama kita dengan senyum yang merekah, semoga.

*(Kabelan Kunia/ Mengenang saudara-saudaraku di Yogjakarta dan Jawa Tengah, korban gempa Merapi)                    
** Sumber Photo : www.vivanews.com

Kamis, Oktober 14, 2010

Nobel Fisika 2010: Graphene, Kesederhanaan untuk Memecahkan Kompleksitas

Oleh Kabelan Kunia
Artikel ini telah dimuat di Harian Pikiran Rakyat, Kamis 14 Oktober 2010
 
Gambar. Professor Andrei Geim (Kiri) dan Professor Konstantin Novoselov (Kanan)
 Hadiah Nobel Fisika 2010 merupakan kehormatan bagi dua ilmuwan, yaitu Prof. Andre Geim (51) dan Prof. Konstantin Novoselov (36), keduanya dari University of Manchester yang telah membuat kontribusi menentukan untuk perkembangan masa depan seperti halnya penemuan plastik. Nobel Fisika tahun ini cukup spesial, yaitu memberikan ”penghargaan masa depan”. Kedua ilmuwan ini telah berhasil memproduksi, mengisolasi, mengidentifikasi dan mengkarakterisasi Graphene. Bahkan Konstantin Novoselov (36 tahun) tercatat juga sebagai penerima Nobel termuda sejak 1973. Awalnya peneliti Rusia yang berkebangsaan Inggris ini bekerja pada group Prof. Geim semenjak menjadi mahasiswa Doktoral di saat awal riset Graphene dimulai.

Prof Geim adalah warga negara Belanda sementara Novoselov memegang kewarganegaraan Inggris dan Rusia. Keduanya merupakan penduduk asli Rusia dan memulai karir mereka dalam bidang Fisika di University of Manchester, Inggris.

Royal Swedish Academy of Sciences mengatakan bahwa eksperimen mereka dengan Graphene bisa mengarah pada pengembangan material baru dan pembuatan elektronik inovatif. Pengembangan bahan baru ini, membuka kemungkinan peluang riset dan wawasan baru dalam ilmu baru terkini. Ini adalah kristal pertama 2D dan memiliki sifat unik, yang membuatnya menarik baik untuk ilmu pengetahuan, pengetahuan dasar dan untuk aplikasi masa depan.

Graphene yang Sederhana tapi Unik
Sebuah material kristalin dua dimensi (2D) baru telah diidentifikasi dan dianalisis. Materi ini kemudian dikenal sebagai Graphene, yaitu karbon yang ukurannya hanya satu atom (tunggal). Bahan baru ini memiliki sejumlah sifat yang unik, yang membuatnya menarik untuk dikaji secara fundamental dan untuk aplikasi masa depan.

Lapisan karbon tunggal dari material Graphene dikemas dalam suatu kisi (sarang lebah) heksagonal, dengan jarak antar karbon 0,142 nm. Ini adalah bahan kristal pertama yang benar-benar dua dimensi dan merupakan perwakilan dari seluruh kelas 2D. Material ini tidak saja sangat tipis tetapi juga sangat kuat (karena ikatan kovalennya), namun sangat elastis. Graphene sangat transparan dan bisa menghantarkan listrik jauh lebih baik dari material apapun yang ada di dunia saat ini. Konduktivitas termal dan listrik yang sangat tinggi yang dimilikinya dapat digunakan sebagai konduktor fleksibel.

Keunikan lainnya dari Graphene adalah cepatnya perkembangan penelitian di bidang ini. Padahal Prof. Geim dan Novoselov baru berhasil mengisolasi Graphene di sekitar tahun 2004. Namun sekarang, riset Graphene sudah sampai pada tahapan pengembangan dan bahkan sudah ada perusahaan yang mulai menggunakannya di produk komersialnya, sebagai elemen dari touch screen. Sebagai pengembangan riset, ternyata telah dibangun sebuah industri yang bernama Graphene Industries di Manchester, Inggris yang memproduksi material Graphene untuk keperluan industri.

Sebuah pemicu aktivitas riset yang sangat cepat jika dilihat rentang waktunya kurang dari 6 tahun. Di banding kajian bidang Fisika lainnya, Graphene menjadi "kejutan" atas teori-teori Fisika partikel yang awalnya hanya bisa dites dengan instrumen-instrumen mahal dan besar, atau bahkan hanya bisa berakhir di "laci" dan dipublikasi di jurnal-jurnal ilmiah. Riset Graphene justru menjadi ladang untuk eksplorasi di bidang Fisika dan menjadi kandidat material yang sangat menjanjikan untuk berbagai macam aplikasi elektronik (pengganti silikon), bahkan untuk pengembangan energi terbarukan (solar cell dan hydrogen energy).

Akan tetapi, yang terunik dari penemuan single layer Graphene itu sendiri adalah bagaimana latar belakang penemuan ini dicapai. Sekilas melihat profil Graphene di atas, nampak penemuan material itu sangat kompleks. Selama ini untuk mendapatkan Graphene membutuhkan teknik yang rumit dan kompleks. Nah, di tangan kedua ilmuwan ini, justru berhasil mengisolasi Graphene hanya menggunakan alat sehari-hari di sekitar kita, yaitu selotip 3M. Demikian juga dengan bahan baku yang dipakai hanya grafit, yaitu isi pensil yang biasa kita pakai. Cara membuatnya hanyalah dengan mengupas grafit dengan menggunakan selotip tersebut sehingga akan didapatkan Graphene.

Masa Depan
Sebelum 2004, isolasi lembaran Graphene stabil dianggap tidak mungkin. Melalui inovasi ini, Prof Andre Geim dan Konstantin Novoselov benar-benar telah mengejutkan dunia. Mereka pertama kali mempublikasikan hasil penelitian Graphene pada bulan Oktober tahun 2004 di Jurnal Ilmiah Science. Dalam makalah ini, mereka menggambarkan fabrikasi, identifikasi dan karakterisasi Graphene. Mereka menggunakan metode pengelupasan kulit yang sederhana namun efektif mekanik untuk mengekstraksi lapisan tipis dari grafit dari kristal grafit dengan selotip dan kemudian ditransfer lapisan dengan substrat silikon. Nah, sejak penemuannya pada 2004 dipublikasi, Graphene telah dengan cepat menjadi salah satu topik terpanas dalam ilmu material dan fisika zat padat.

Metode ini bergantung dari merek selotip apa yang digunakan dan semuanya komersial dan murah. Menggunakan metode ini kita bisa mendapatkan Graphene single layer maupun beberapa lapis Graphene. Sederhana bukan? Nah, setelah itu terserah peneliti berikutnya untuk mengkreasi dan menjadikan material ini sebagai produk apa. Nyatanya metode selotip ini sangat sederhana, tapi baru dan inovatif. Banyak ilmuwan lain melakukan hal yang sama pada material dua dimensi lainnya, sehingga melahirkan cabang baru dari riset ini. Graphene yang punya potensi sangat besar ternyata mudah dibuat dan mungkin dipakai secara massal di masa depan.

Prof. Geim menyebut Graphene sebagai material yang bisa mengubah kehidupan manusia, seperti halnya penemuan polimer (plastik) 100 tahun lalu. "Dia memiliki semua potensi untuk mengubah kehidupan Anda seperti halnya yang telah dilakukan oleh plastik. Ini benar-benar sangat menarik," kata ilmuwan kreatif ini.

Akan tetapi, dia dan ilmuwan lain punya beberapa harapan. Barang elektronik yang berbahan Graphene membuat kerja transistor makin cepat. Transistor merupakan komponen kunci sirkuit elektronik. Ini akan menjadikan kinerja komputer menjadi lebih baik. Rangkaian elektronik yang terbuat dari Graphene, bahkan dikabarkan dapat mencapai kecepatan satu terahertz (THz) atau 300-400 kali kecepatan prosesor komputer Pentium 4 saat ini.

Nobel Fisika tahun ini juga spesial, walaupun di bidang condensed matter physics, orang sudah memperkirakan sejak tiga tahun lalu. Sebuah inovasi sederhana untuk memecahkan kompleksitas, tetapi bisa merubah dunia.

Tapi, metode sederhana yang diganjar Nobel ini telah membuat banyak orang terkejut, termasuk Paolo Radaelli, profesor fisika di Universitas Oxford, yang heran bukan main. “Dalam kondisi serba kompleks ini, dengan mesin pembentur super, mereka bisa meraih Nobel dengan (mengelupas tipis-tipis grafit) memakai selotip,” ujarnya.

Menurut komite Nobel Fisika dari Royal Swedish Academy of Science, penelitian Graphene tersebut membuka potensi pengembangan satelit, pesawat, dan mobil masa depan dengan material yang sangat kuat tetapi ringan. Selain itu, wujud material yang transparan juga diperkirakan juga akan mengubah tatanan industri touch screen, light panels dan solar cells serta komponen komputer yang lebih efisien di masa mendatang.

"Kekuatannya yang luar biasa dapat pula untuk membuat material komposit baru yang superkuat sekaligus super ringan, yang bisa digunakan untuk bahan rancang bangun pesawat, mobil, dan satelit," tambah Komite Nobel. Menurut perkiraan, Graphene akan mengubah industri elektronik, yang sekarang masih berbasis Silicon, ke industri baru yang berbasis Graphene. Di masa mendatang akan dihasilkan komputer-komputer jenis baru, yang jauh lebih kecil dan jauh lebih powerfull dari komputer yang ada saat ini. Lebih lanjut dikatakan bahwa penemuan Graphene memiliki potensi untuk merevolusi dunia mikroelektronika.

Menarik mengutip Nancy Rothwell, President and Vice-Chancellor University of Manchester: "Ini adalah penghargaan fantastis. Kami sangat senang bahwa kerja Professor Andrei Geim dan Konstantin Novoselov tentang Graphene telah diakui pada tingkat yang sangat tinggi oleh Komite Hadiah Nobel 2010. 'Ini adalah contoh yang indah penemuan mendasar berdasarkan keingintahuan ilmiah dengan manfaat praktis, sosial dan ekonomi utama bagi masyarakat." (Kabelan Kunia/ dari berbagai sumber).

Minggu, Oktober 10, 2010

Pasar Seni ITB ke-10 : Nyeni dan Nyenangin


Pergelaran Pasar Seni ITB ke-10 berlangsung meriah dan menarik ribuan pengunjung yang memadati areal pameran selama 10 jam pada hari Minggu ini. Kegiatan yang berlangsung sehari penuh tepat di tanggal 10 bulan 10 tahun 2010 ini menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat pecinta seni bahkan masyarakat umum untuk berlama-lama dan berhimpit-himpitan menyusuri stand demi stand yang memajangkan berbagai karya seni dan asesoris menarik lainnya.

Kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Menteri Pariwisata, Bapak Ir. Jerok Wacik ini mulai diguyuri pengunjung dari pagi hari dan semakin memadat saat siang dan menjelang penutupan pukul 18.00 WIB. Pukul 10.00-12.00 kami masih bisa menikmati berbagai pageleran oleh seniman di panggung-panggung pertunjukan. Begitu juga ketika kami menyusuri stand-stand yang memamerkan karya seni mulai dari lukisan, seni patung dan berbagai asesoris, situasi belum begitu 'merayap' dan pengunjung masih relatif masih bisa bergerak leluasa.

Namun ketika kami pulang kembali ke lokasi pada pukul 15.30 WIB, semua akses menuju kampus ITB tempat berlangsungnya 'hajat' seni 4 tahunan ini total macet dan tertutup sama sekali. Setelah menghabiskan 2 jaman di jalan, akhirnya kami mendapatkan parkir di Basement RS. St. Boromeu pays. Dengan bersusah payah, kami bisa menembus pagar betis pengunjung menuju lokasi pameran pada pukul 17.30 WIB. Lumayan, tinggal waktu tersisa 30 menitan untuk menikmati stand-stand yang belum sempat dikunjungi pada siang tadi.

Pesta seni yang menarik dan sangat menghibur sekali. Rasanya kerinduan akan pageleran seni yang menarik dan berkualitas semacam ini dapat terus dinikmati pengunjung dan penggila seni di Kota Bandung. Sebuah hiburan yang mengobati kehausan nurani pengunjung. Bandung pada hari ini macet total, tapi suasana ini tidak menyurutkan masyarakat dan pencinta seni untuk merasakan kegembiraan bersama di lokasi Pasar Seni ITB tahun ini.

Semoga peregelaran pasar Seni ITB 4 tahun ke depan lebih semarak lagi dan dijadual dengan baik. Simpul-simpul kemacetan di kota Bandung nantinya dapat terurai dan masyarakat semua dapat menikmati hiburan gratis ini dengan nyaman dan teratur, semoga.

Selamat atas sukses penyelenggaraan Pasar Seni ITB ke-10 oleh Panitia, FSRD dan ITB.
Majunya seni, tingginya peradaban Bangsa Indonesia.

Senin, Oktober 04, 2010

Bike to Campus


Sebuah gaya hidup atau kebetuhan? Atau mungkin karena terpakasa juga kali ya..... Fenomena mahasiswa dan masyarakat umum yang menggunakan moda transportasi 'klasik', mengayuh sepeda menyusuri jalan Bandung yang dikenal macet dan sumpek kian marak akhir-akhir ini. Kelatahan ini mungkin disebabkan banyak faktor. Mulai dari sekedar iseng dan ikut-ikutan tren hingga dipicu oleh semerawutnya menejemen transportasi di beberapa kota besar termasuk di Bandung.

Bayangkan saja, setiap pagi kalau kita naik angkutan umum (angkot) dari wilayah ujung utara Bandung, Setiabudi atas, maka rata-rata kita membutuhkan waktu tidak kurang dari 1 (satu) jam. Kalau kita naik angkot jam 07.00 pagi dari terminal Ledeng, kemudian turun di Gandok (Pertigaan Setiabudi - Cihampelas), dibutuhkan waktu tidak kurang dari 40 menitan. Stopan lampu merah yang mewajibkan angkot berhenti, cuma satu tempat saja, di depan NHI (Simpang Jl. Gegerkalong Hilir). Nah, dari Gandok  menuju kampus ITB, menempuh waktu minimal 20 menitan juga.

Berlama-lama di dalam angkot membuat sebagian kita, termasuk mahasiswa jengah dan gerah bahkan rada ambek juga. Bayangkan waktu yang hilang percuma selama kita berduduk manis di angkot. Alasan yang cukup masuk akal, jikalau sebagian kecil mahasiswa mulai beralih mengayuh sepeda, sembari olahraga pagi menuju kampus.

Bersepeda ternyata banyak manfaatnya. Ongkos naik angkot jadi bisa direduksi, lumayan buat nambah-nambah uang jajan. Waktu sudah pasti bisa dipersingkat yang kebuangnya, lumayan juga buat online gratis pagi-pagi di kampus. Keringat bercucuran, otomatis menambah efek kesehatan buat tubuh selepas mengayuh pedal sepeda. Yang rada hebat dikit, kita bisa berkontribusi mengurangi dampak global warming, karena pastinya sepeda kita tidak ngeluarin gas buang CO2 yang 'jahat' itu.

Untungnya lagi di kampus ITB, sudah dibangun sarana parkir buat sepeda-sepeda mahasiswa di berbagai lokasi strategis dan gampang diawasi oleh pihak keamanan kampus. Area parkir yang nyaman, teduh dan aman ini dibangun dari sumbangan para senior yang udah jadi orang 'gedean' di luar sana. Terima kasih ITB dan Alumni.
Ayoo... mahasiswa kita Bike to Campus.....

Minggu, Oktober 03, 2010

Taman Herbal Menyehatkan


Sebuah taman herbal di ITB. Bangga, menggugah dan inspiratif juga ketika kami sekeluarga bermain di sebuah taman mungil nan sederhana di area kampus ITB, tepatnya di antara gedung Sekolah Farmasi dan gedung Fakultas MIPA ITB.

Konon, keberadaan taman ini disponsori oleh perusahaan jamu terbesar di Indonesia, yaitu Grup Marta Tilaar. Fakta ini dibuktikan dengan beberapa dokumentasi nama tanaman yang diberi label perusahaan jamu ini. Aku fikir ini menarik juga, karena perusahaan jamu yang keseharian proses produksinya menggunakan beberapa jenis tanaman berkhasiat obat 'berani' mendanai pembangunan taman sederhana ini. Aku yakin, pembangunan taman ini memiliki tujuan dan visi yang jelas untuk minimal memberikan informasi bagi mahasiswa Sekolah Farmasi ITB atau masyarakat umum yang tertarik terhadap kekayaan sumber daya hayati bangsa yang berpotensi sebagai tanaman obat berkualitas. Marta Tilaar sebagai perusahaan jamu terkemuka sudah membuktikannya melalui produk-produk jamu dan ramuan kecantikan mereka yang melegenda dan terkenal hingga ke mancanegara.

Semangat dan donasi yang disampaikan perusahaan jamu ini hendaknya memicu mahasiswa kita untuk makin menggali semua potensi hayati bangsa kita untuk seluas-luasnya demi kesejahteraan dan kesehatan masyarakat kita, semoga.

Kamis, September 30, 2010

Jamur "Candida" Picu Autis

Oleh Kabelan Kunia
Artikel ini telah dimuat di Harian Pikiran Rakyat Edisi Kamis, 30 September 2010.
Jamur Candida sp. (Sumber : http://www.doctorfungus.org)
Penyakit autis semakin banyak terjadi di dunia, termasuk di Indonesia. Meski penyakit autis sudah dapat dideteksi sejak usia dini, namun pengetahuan awam mengenai autis dan bagaimana menanganinya masih belum diketahui luas.

Penyakit autis pertama kali dipublikasikan oleh Leo Kanner (1943) seorang dokter kesehatan jiwa anak. Ia mengamati perilaku anak-anak yang dijadikan objeknya. Hal yang sangat menonjol adalah anak-anak  sangat asyik dengan dunianya sendiri. Mereka seolah hidup dalam dunianya sendiri dan menolak berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain di sekitarnya.

Autis berasal dari bahasa Yunani Autos yang berarti aku. Atau sikap yang sangat mengarah kepada diri sendiri. Autisme adalah suatu gangguan yang ditandai oleh melemahnya kemampuan bersosialisasi, bertingkah laku, dan berbicara. Autisme sering disebut dengan Autistic Spectrum Disorder (ASD).

Autis merupakan suatu gangguan atau kelainan otak yang mengakibatkan hilang atau berkurangnya kemampuan seseorang untuk berkomunikasi, berhubungan dengan sesama dan memberikan tanggapan terhadap lingkungan. Ada gen tertentu yang mengakibatkan kerusakan khas pada sistem limbik atau pusat emosi. Akibatnya, fungsi otak jadi terganggu, terutama fungsi yang mengendalikan pemikiran, pemahaman, komunikasi dan interaksi.

Banyak literatur menyebutkan bahwa autis berhubungan erat dengan gangguan susunan syaraf pusat, gangguan sistem pencernaan, peradangan dinding usus, faktor genetik, keracunan logam berat, faktor psikodinamik keluarga dan faktor imunologi.

Menurut dr. Melly Budhiman, psikiater anak dan Ketua Yayasan Autis Indonesia, autis disebabkan gangguan pertumbuhan sel otak pada saat kehamilan trimester pertama. Menurutnya pada saat itu berbagai hal dapat menghambat pertumbuhan sel otak. Misalnya janin terancam virus (rubella, tokso, herpes), jamur (Candida), oksigenasi (perdarahan) atau keracunan makanan. Di samping itu, faktor genetik juga dapat menyebabkan autis.

Autis bisa terjadi pada siapa saja tanpa melihat perbedaan status sosial ekonomi, pendidikan, golongan etnik maupun bahasa. Orang tua perlu mewaspadai bahwa tingkat kejadian autis meningkat dari tahun ke tahun.

Candida sebagai Pemicu

Banyak penelitian membuktikan bahwa pertumbuhan Candida yang terlalu pesat di dalam tubuh memiliki andil mendorong munculnya beragam penyakit kronis; antara lain sindroma kelelahan kronis (chronic fatigue syndrome), lupus, Alzheimer, penyakit Crohn, arthritis, kanker, AIDS, candidiasis pada paru-paru, kerongkongan, dan bronkhi.

Pertumbuhan yang berlebihan (over growth) jamur Candida di dalam saluran cerna anak juga telah dilaporkan oleh banyak peneliti sebagai suatu faktor resiko penting pada anak autis.

Ketika Candida tumbuh semakin pesat, sel-selnya mengalami metamorfosis. Sebagai khamir alias ragi yang semula selnya berbentuk bulat, berubah menjadi kapang atau jamur yang berfilamen, memiliki sulur-sulur akar. Akar ini akan berkembang semakin panjang dan menembus sel mukosa usus. Setelah mencapai sistem sirkulasi, Candida akan melepaskan zat racun. Bersama protein yang tidak tercerna, zat racun ini akan merasuki seluruh jaringan tubuh dan mengakibatkan kemerosotan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, muncul reaksi alergi, kelelahan, dan masalah kesehatan lainnya. Istilah lain gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh jamur Candida ini adalah sindroma Candida kronis (Candida -Related Complex, RC).

Menurut C. Orian Tuss, MD dalam bukunya “The Missing Diagnosis”, pengobatan terapi antikhamir (anti yeast) pada pasien penyakit autoimun menunjukkan hasil positif, bahkan untuk penyakit lupus sistemik.

Bahkan dalam konferensi autis pada 1995 William Shaw, PhD dari Children's Mercy Hospital dan Missourri University menyampaikan hasil penelitiannya yang menunjukkan hubungan antara candidiasis dan autis. Ditemukan bukti bahwa anak-anak penyandang autis mendapatkan peningkatan positif ketika diobati dengan terapi antikhamir/ antijamur.

Fermentasi Alkoholik

Berbagai kemungkinan peranan jamur Candida di dalam memperburuk gejala-gejala yang muncul pada penderita autis telah diketahui, antara lain peran jamur ini dalam hal terjadinya fermentasi alkoholik terhadap gula yang ada dalam saluran intestinal anak. Keberadaaan jamur Candida dalam saluran cerna anak dapat dihubungkan dengan pengaruhnya terhadap perilaku anak terutama mengenai tingkat agrsifitasnya.

Jamur Candida dalam aktivitasnya menyebabkan terjadinya proses fermentasi alkoholik dalam usus dengan memanfaatkan bahan organik yang ada dalam saluran intestinal. Meningkatnya kadar alkohol dalam darah sebagai akibat proses fermentasi yang hasilnya diserap secara langsung ke dalam darah menjelaskan kemungkinan itu.

Hal ini terungkap dalam sebuah penelitian oleh Erly dan Djamal dari Universitas Andalas Padang yang melakukan pengamatan terhadap sampel feses 31 anak-anak penderita autis yang telah didiagnosis dan diterapi oleh dokter spesialis anak.

Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa kelompok anak dengan jamur Candida positif dalam fesesnya, setelah diterapi dengan pemberian nystatin, yaitu semacam antijamur yang umum digunakan dokter untuk keperluan terapi, menunjukkan penurunan agresifitas pada anak. Penurunan ini teramati mulai dalam minggu pertama terapi dan terbanyak pada minggu ketiga.

Teori fermentasi alkoholik yang disebabkan jamur Candida dipercaya sebagai penyebab dari peningkatan agresifitas pada anak autis. Namun belakangan diketahui bahwa produk samping (by product) dari aktivitas jamur ini sebagai biang keladinya. Produk sampingan jamur Candida bersifat destruktif terutama terhadap sel-sel mukosa usus halus. Arabinose misalnya, yang dihasilkan dari proses metabolisme jamur Candida dipastikan sebagai penyebab agresifitas anak autis. Meskipun menurut penelitinya hal itu bukanlah satu-satunya penyebab.

Pada anak dengan hasil positif jamur Candida setelah diterapi dengan nystatin ternyata tidak seluruhnya menunjukkan penurunan agresifitas, yaitu hanya 17 anak dari keseluruahan 26 anak yang positif, yaitu hanya 65,4% saja. Artinya masih ada faktor-faktor lain yang terlibat di samping jamur Candida itu sendiri.

Terapi dengan pemberian nystatin menurut tim peneliti tidak seluruhnya mampu mengeliminasi koloni jamur Candida dalam usus anak. Bahkan obat ini dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan memiliki efek samping. Efek pengobatannya hanya bersifat sementara, karena umumnya Candida dapat bermutasi menjadi bentuk yang tidak terlihat. Selain itu, obat-obatan ini justru menghancurkan mikroba ‘baik’ yang justru membantu mengontrol populasi Candida dalam usus.

Bagi seorang anak autis intoleransi dan alergi makanan merupakan faktor pencetus dan pemberi kontribusi yang penting untuk diperhatikan di samping faktor Candida. Intervensi diet khusus bagi anak penyandang autis akan sangat bermanfaat untuk mengurangi manifestasi klinis yang terjadi, sehingga dapat membantu dalam perbaikan tingkah laku. Tetapi, jika seorang anak memiliki gen pencetus autis, maka dengan orang tua mempelajari dan memahami faktor-faktor pencetus autis, kemunculan autis sebenarnya dapat dicegah (*****)

*Kabelan Kunia/ Pusat Penelitian Bioteknologi ITB

Bakteri Asam Laktat Untuk Terapi Autis

Oleh Kabelan Kunia*
Artikel ini telah dimuat pada Harian Pikiran Rakyat Edisi Kamis, 30 September 2010
 
Lactobacillus sp. (Sumber : www.oley.org)
Sudah sejak lama makanan dan minuman yang dihasilkan secara fermentasi dengan bakteri asam laktat menjadi bagian dalam menu makanan sehari-hari di Asia, Afrika, Eropa, Amerika, dan Australia. Bahkan beberapa daerah di Indonesia, tanpa disadari makanan hasil fermentasi laktat telah lama menjadi bagian dalam menu makanan keseharian masyarakat.

Beberapa contoh jenis makanan tersebut mungkin bukan saja sudah dikenal, tetapi malah sudah umum disantap. Sebut saja asinan dari Bogor, ikan bekasam dan tempoyak dari Sumatera dan Kalimantan, kimchi, acar, salami, bologna (daging), pindang makassar, budu, belacan atau terasi. Bahkan selama pembuatan kecap, tauco, serta terasi, bakteri laktat banyak dilibatkan.

Ada juga yang terbuat dari susu berupa yoghurt, keju, butter, kefir dan susu asam. Sedangkan yang terbuat dari biji serealia seperti beras, jagung, dan sebagainya adalah idli dari India, pui dari Hawaii, pulque dari Meksiko, dan chicha dari Brasil. Bisa disimpulkan, hampir di setiap tempat dan negara selalu ada jenis makanan dan minuman yang merupakan hasil fermentasi bakteri laktat.

Bakteri Asam Laktat (BAL)

BAL merupakan kelompok mikroorganisme yang berperan dalam banyak proses fermentasi pangan. BAL merupakan kelompok mikroba dengan habitat dan lingkungan hidup sangat luas, baik di perairan (air tawar ataupun laut), tanah, lumpur, maupun batuan. Bakteri ini juga menempel pada jasad hidup lain seperti tanaman, hewan, serta manusia.

Pada tubuh manusia, sejumlah bakteri laktat ditemukan di usus, aliran darah, paru-paru, serta mulut. Bahkan pada vagina yang merupakan organ reproduksi wanita ditemukan banyak sekali bakteri asam laktat ini. Beberapa spesies bakteri asam laktat adalah : Bifidobacterium breve, Bifidobacterium infantis, Bifidobacterium longum, Enterococcus faecalis, Lactobacillus brevis, Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus casei, Lactobacillus fermentum, Lactobacillus helveticus, Lactobacillus plantarum dan Streptcoccus thermophilus.

Kemampuan BAL dalam menghambat pertumbuhan mikroba lain merupakan salah satu alasan digunakannya bakteri ini sebagai agensia pengawet makanan. Dampak fermentasi BAL pada bahan pangan akan menyebabkan nilai pH pangan turun hingga di bawah 5.0, sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri ‘jahat’, berupa bakteri perusak dan pembusuk bahan makanan dan minuman yang memang tidak mampu bertahan pada kondisi asam.

Bakteri jenis Lactobacillus umumnya menghasilkan laktobasilin, yaitu sejenis antibiotik alami yang berkemampuan menghambat, menonaktifkan dan bahkan dapat mematikan reaksi kimia yang dihasilkan oleh bakteri ‘jahat’ yang masuk ke dalam tubuh.

Selama proses fermentasi terhadap sayuran, daging dan ikan, BAL tidak hanya menghasilkan asam laktat sebagai produk utama metabolisme, tapi juga memproduksi bakteriosin dan laktobasilin yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak dikehendaki dalam makanan. BAL juga menghasilkan senyawa tertentu yang dapat meningkatkan nilai organoleptik makanan dan minuman, termasuk rasa dan bau yang mengundang selera serta memperbaiki penampilan.

Terapi Autis

Dalam usus kita terdapat berbagai jenis mikroba seperti bakteri dan jamur yang hidup berdampingan tanpa mengganggu kesehatan. Banyak riset telah membuktikan bahwa BAL bertahan hidup dalam saluran pencernaan setelah dikonsumsi. Bakteri ini tahan terhadap lisozim, enzim di air liur, pemecah dinding sel bakteri, asam, asam empedu, untuk sampai di usus dalam keadaan hidup. Ia mampu melekat pada sel epitel dan menjaga keharmonisan komposisi bakteri saluran pencernaan. Selanjutnya ia membantu mengatasi intoleransi terhadap laktosa, mencegah diare, sembelit, kanker, hipertensi, menurunkan kolesterol, menormalkan komposisi bakteri saluran pencernaan setelah pengobatan antibiotik, serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Jamur Candida albicans adalah mikroba yang hidup dalam saluran cerna. Dalam keadaan normal tidak mengganggu kesehatan, namun jika keseimbangan dengan mikroorganisme lain terganggu, maka salah satu akan tumbuh berlebihan dan dapat menyebabkan penyakit. Pemberian antibiotika seperti amoxicillin, ampicillin, tetracycline dan keflex yang terlalu sering akan menyebabkan bakteri ‘baik’ (Lactobacillus) akan ikut terbunuh.

Sayangnya antibiotik ini tidak membunuh jamur Candida, akibatnya jamur akan tumbuh subur dan dapat mengeluarkan racun yang melemahkan sistem imun tubuh, sehingga mudah terjadi infeksi. Jamur yang tumbuh berlebih juga menempel pada dinding usus dan dapat menyebabkan peningkatan permeabilitas usus atau usus berpori (leaky gut). Jamur juga menghalangi keluarnya enzim sehingga pencernaan terganggu. Kejadian demikian menurut William Show, Ph.D (1995), seorang ahli Autis dari Children's Mercy Hospital dan Missourri University dapat memicu autis pada anak.

Terapi pada infeksi jamur antara lain pemberian obat anti jamur, seperti nystatin. Pemberian probiotik BAL seperti Lactobacillus acidophilus dapat mengimbangi dan mencegah infeksi jamur. Probiotik ini merupakan bakteri ‘baik’ yang secara alami ada dalam yogurt dan dapat memerangi jamur Candida.

Pada beberapa studi menunjukkan bahwa anak yang mengalami autisme ternyata juga alergi terhadap makanan tertentu. Sebaiknya hindari mengkonsumsi makanan yang mengandung gula, casein (protein susu) dan gluten (protein tepung). Gula dan karbohidrat sederhana lain dapat merangsang pertumbuhan jamur yang berlebihan. Sedangkan casein dan gluten adalah jenis protein yang sulit dicerna, sehingga dapat menimbulkan gangguan fungsi otak apabila mengonsumsi kedua jenis protein ini.

Penderita autis biasanya mengalami lactose intolerance (ketidakmampuan pencernaan untuk mencerna laktosa). Pemberian probiotik BAL dapat membantu mencerna laktosa sekaligus menyebabkan keseimbangan mikroflora dalam usus.

Demikianlah meskipun tubuh manusia ‘dihuni’ oleh mikroba dengan rasio yang tepat, yaitu 85% dan 15% bagi bakteri menguntungkan, namun gaya hidup modern saat ini telah secara dramatis mengubah keseimbangan flora dalam tubuh kita. Bila tubuh manusia gagal untuk mempertahankan jumlah yang memadai bagi bakteri menguntungkan, maka niscaya penyakit pasti akan bersarang (*****)

*Kabelan Kunia/ PP Bioteknologi ITB)