Selasa, Agustus 30, 2011

Pesan Al Qur'an Tentang Samudra Sebagai Sumber Kesejahteraan Manusia dan Sain Membuktikannya

Fadel Muhammad menyampaikan khutbah
Idul Fitri di Halaman ITB 
 (Foto: Fery AP/Salmanitb.com)
 Al-Qur’an selalu mengacu pada banyak alam semesta, di mana sains saat ini hanya memiliki dan menghasilkan hipotesis dan model tentang alam semesta yang majemuk. Daya tarik Al­ Qur’an tentang kebenaran sangat universal – tak lekang oleh waktu dan ruang, ditujukan kepada seluruh umat manusia dan kelompok jin. Kadang-kadang, Al Qur’an menyebutkan makhluk di Bumi dan langit yang berarti seluruh makhluk dikenal atau belum diketahui. 

Setiap ayat, bahkan jumlah ayat dan kata-kata, nama surah (bab) merupakan kebijakan abadi yang mengandung beberapa arti, yang relevan dengan tingkat pengetahuan manusia yang membacanya.

Dalam kesempatan ini perkenankanlah saya untuk menyampaikan pesan Al Qur’an yang berkaitan dengan laut. “Laut” dalam Al-Qur’an atau yang berkaitan dengannya disebutkan ada 32 kali, sedangkan kata “daratan” disebutkan sebanyak 12 kali. Hal ini mengisyaratkan mengenai luasnya lautan dan daratan. Perbandingan antara luas lautan dan daratan adalah lautan sama dengan 32/44 sedangkan luas daratan adalah 12/44, dengan demikian, persentasenya : lautan 72,7% dan daratan 27,3%. Persentase ini ternyata sesuai dengan penelitian NOAA (The National Oceanic and Atmospheric Administration) yang diungkapkan oleh Prof. DR. Jane Lubjenco. lni adalah penanda bahwa Al Qur’an merupakan lautan pengetahuan yang harus dieksplorasi melalui akal budi.

Al Quran selalu mengajak manusia untuk mengembangkan akal budinya untuk memahami pesan-pesan Ilahi. Salah satunya adalah ajakan kepada umat manusia untuk mengeksplorasi dan memanfatkan laut untuk kesejahteraan umat manusia. berbicara soal manfaat laut bagi peningkatan tarat hidup manusia. Pesan Allah SWT dalam surat Al Maidah ayat 96 menyebutkan “Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada­ Nyalah kamu akan dikumpulkan”.

Pesan Al Qur’an tentang laut kini telah dibuktikan oleh Negara-negara maju. Negara-negara yang pandai memanfaatkan potensi lautnya, bakal mendapat kekayaan yang sangat berlimpah. Selain mengandung banyak makanan, dan perhiasan, laut juga bisa menyimpan banyak bahan tambang, bisa menjadi jalur transportasi yang murah, dan sebagainya. Selain menjadi bukti kuat bagi keaslian Al-Quran, laut juga menjadi sumber penghidupan yang sangat kaya. Keberadaan wilayah laut, bisa menjadi salah satu penentu tingkat ekonomi sebuah negara.

Indonesia sebagai negara kepulauan, dimana dua pertiganya terdiri atas laut/lautan, merupakan negara yang kaya dengan potensi lautnya dan mempunyai keragaman hayati terbesar di dunia. Disamping Indonesia kaya dengan ikan yang merupakan sumber kehidupan bagi nelayan, juga beberapa jenis ikan laut ekonomis penting sudah dikembangkan sebagai usaha budidaya., seperti udang, kerapu, bandeng, kakap, rumput laut dan tiram mutiara. Bahkan sekarang ini Indonesia merupakan produsen rumput laut dan mutiara terbesar di dunia. Disamping itu, sebagai negara kepalaun yang terletak di antara dua samudra, maka Indonesia merupakan jalur transportasi laut internasional.

Satu lagi fenomena kelautan yang diungkapkan oleh Allah dalam Al-Quran mengenai laut dalam. Laut dalam (deep sea) adalah bagian dari laut yang sangat gelap. Hingga saat ini, laut dalam masih merupakan misteri bagi manusia. Penelitian di laut dalam sendiri hingga saat ini masih sangat terbatas.

Tahun 2010 para peneliti Indonesia dan Amerika bekerjasama sama dalam mengungkap misteri laut dalam di perairan Sangihe Talaud. Expedisi ini dikenal sebagai INDEX SATAL 2010. Expedisi ini telah mengungkap tentang lapisan kegelapan di laut dalam, kehidupan hewan dan tumbuhan di dalam kegelapan di bawah laut. Dari hasil ekspedisi INDEKS SATAL 2010 ini berhasil ditemukan di laut dalam (sampai dengan 2.000 meter) 53 species ikan dari 32 famili, 19 species crustacea dari 10 famili dan 7 species cephalopoda dari 5 famili. Disamping itu ditemukan pula gunung-gunung api (pada kedalaman sekitar 4.000 meter) yang menyemburkan panasnya. Keberadaan gunung api ini diduga merupakan sumber mineral dan sumber energi baru di masa depan. lni adalah tanda-tanda kebesaran Allah SWT Sang Pengendali Kehidupan Semesta.

Mari kita lihat, dua ayat Surah Ar Rahman 55: 19- 20 “Dia membiarkan dua !aut (garam dan air tawar) pertemuan bersama­ sama. Antara keduanya ada batas yang tidak satupun dari mereka dapat melampaui batas.”

lni adalah fenomena menarik yang baru-baru ini dijelaskan oleh Ahli Oseanografi dari Perancis, Jacques Yves Cousteau yang meneliti berbagai lautan di dekat Selat Gibraltar. Ia menemukan bahwa pertemuan antara air dari Laut Tengah dan Samudera Atlantik airnya tidak bisa dicampur, meskipun keduanya asin. Tetapi tingkat salinitas mereka berbeda sehingga dapat menghasilkan seperti bendungan tak terlihat atau membran. Air Samudra Mediterania dengan salinitas di atas 36,5% dan temperatur sekitar 11,5 oC, terisolasi di kedalaman 900-1100 meter, sedangkan air dari Samudera Atlantik memiliki salinitas di bawah 35%, meliputi air Samudra Mediterania dengan suhu di bawah 10 oC. Perbedaan salinitas ini telah menciptakan arus laut yang menggerakkan system kehidupan bawah laut. Arus ini telah memungkinkan ikan bermigrasi secara terpola, sehingga manusia menjadi lebih mudah menangkapnya.

Temuan ilmu pengetahuan ternyata selalu menuju pada kutub kebesaran Allah SWT. Firman Allah adalah sumber llmu Pengetahuan. Melalui landasan iman manusia dituntut untuk mengeksplorasi sain untuk menguatkan keimanan kita dan menjadikannya wahana untuk menuju kesejahteraan.

Pengetahuan manusia dapat diibaratkan laksana sebutir biji sawi sangat kecil sekali dibandingkan dengan rahasia semesta. .Masih banyak rahasia yang harus diungkap. Manusia dituntut mengembangkan akal budinya supaya mampu memahami pesan-pesan Allah seperti yang disampaikan dalam surat Al-Kahf, 18: 109.

Katakanlah : “Kalau sekiranya samudera menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”.

Sebagaimana yang kita ketahui bersama saat ini kita menghadapi masalah serius yaitu meningkatnya konsumsi pangan dunia sebagai akibat bertambahnya jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi masyarakat di Negara-negara yang sedang berkembang. Produk pangan yang dihasilkan di daratan diperkirakan tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk beberapa tahun ke depan. Sementara lautan yang menjadi sumber penghidupan manusia masa depan baru dieksplorasi sekitar 8%. lnilah tantangan kita untuk mengeksplorasi laut melalui pemanfaatan sains dan teknologi. Pesan-pesan Al Qur’an selalu relevan dengan temuan ilmu pengetahuan.

Hasil riset ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa rata-rata orang yang mengonsumsi ikan relatif lebih sehat dan terhindar dari serangan jantung dibandingkan dengan orang orang yang tidak mengkonsumsi ikan. lkan ternyata merupakan sumber nutrisi penting yang memiliki unsur-unsur yang diperlukan oleh tubuh manusia dan juga mampu mengurangi risiko berbagai penyakit. Kandungan asam omega tiga dalam ikan jika dikonsumsi secara teratur akan mengurangi risiko serangan jantung dan memperkuat system kekebalan tubuh.

Kandungan nutrisi penting dalam ikan ternyata telah dijelaskan dalam Al Qur’an dalam Surat An Nahl ayat 14 : “Dan Dia-lah (Allah) yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daging yang segar darinya, dan (dari lautan itu) kamu yang mengeluarkan perhiasan yang (kamu) pakai. Kamu (juga) melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur”.

Pesan Allah SWT alam Surat An Nahl ayat 14 dengan jelas memerintahkan manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan agar dapat mengambil manfaat dari laut yang telah dianugerahkan Allah SWT tidak hanya berupa ikan, tetapi juga mineral, tambang, obat-obatan. Selain itu laut dengan sistem arus dan gelombangnya memberikan energi terbarukan kepada umat manusia. Manfaat laut masih belum banyak termanfaatkan. Hanya dengan sain yang didedikasikan untuk mesyukuri karunia Allah inilah yang akan membawa manusia pada kehidupan yang lebih baik.

Ajaran Islam mengarahkan umat manusia agar mengambil pelajaran dari segala kejadian dan peristiwa yang berada di sekitar kita. Dengan semua itu kita akan menyadari sedalam­ dalamnya hakekat kehidupan. Kita harus menyadari juga bahwa betapapun hebatnya dan komplitnya ajaran Islam, tidak akan berkembang dengan pesat kalau tidak diperjuangkan.

Perjuangan yang relevan untuk saat ini adalah mengembangkan sain dan teknologi. Agar kemurahan yang telah dilimpahkan oleh Allah SWT dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk membangun kesejahteraan bersama. Berkembangnya ajaran Islam yang demikian cepat itu, selain karena esensi ajarannya juga karena perjuangan dan dakwah yang dilakukan umatnya dari masa ke masa dan dari satu periode. ke periode yang lain demi perbaikan kualitas hidup manusia.

Melalui peristiwa ibadah puasa, ldul Fitri, lbadan Zakat dan lain sebagainya apabila dihayati dengan baik akan dapat menimbulkan motivasi yang luhur dalam menggalakkan dakwah lslamiyah mewartakan ajaran Allah SWT yang diwahyukan kepada Rasullah Muhammad SAW. (Disarikan dari Materi Khutbah Idul Fitri 1432 H oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Dr. Ir. Fadel Muhammad di Halaman ITB).
Shalat Idul Fitri 1432 H di kampus ITB

Penetapan Idul Fitri 1432 H yang KACAU

Ohhh... alangkah bodohnya bangsa ini... Bikin kalender aja tidak becus! Berkali-kali umat ini mengalami perbedaan hari raya Idul Fitri. Kebodohan yang berulang!! Perayaan Idul Fitri kali ini, Muhammadyah memutuskan hari Selasa (30 Agustus 2011), sedangkan pemerintah dan ormas lain hari Rabu (31 Agustus 2011). Umat jadi galau dan bingung dibuatnya. Nah, karena saya tinggal di Indonesia, jadi terpaksa manut ke pemerintah.

Perbedaan ini muncul karena perbedaan kriteria hilal. Muhammadyah menggunakan kriterial wujudul hilal (keberadaan hilal), artinya ketika posisi matahari-bumi-bulan bergeser dari pisisi garis lurus (konjungsi) sebelum matahari terbenam, maka saat matahari terbenam kita menasuki bulan baru. Dengan kriteria ini maka hilal sering tidak dapat diamati tetapi ditentukan dengan perhitungan (hisab). Ormas lain menggunakan imkanur rukyat 2 derajat. Dengan kriteria ini pergantian bulan dikatakan terjadi jika saat matahari terbenam ketinggian bulan di ufuk mininal 2 derajat. Kenapa dipakai batas 2 derajat juga tidak ada alasan yang kuat.

Nah, seharusnya para Astronomi dapat berperan lebih di sini. Sudah banyak ilmuwan yang pakar dalam penentuan hilal di Negeri ini. Kita juga punya pusat peneropongan terbessar se-Asia Tenggara, yaitu Boscha yang disegani dunia. Kalaupun masih gengsi pake ahli dalam negeri, mbok ya kita bisa impor tenaga ahli dari luar. Kenapa harus malu kalo kita tidak mampu untuk itu. Kesepakatan penentuan kriteria menjadi penting ditetapkan secara bersama antara pemerintah dalam hal ini Departemen Agama dan Ormas Islam. Dengan kriteria bersama ini, dipastikan tidak akan terjadi lagi perbedaan yang sangat-sangat bodoh semacam ini.

Ketika terjadi perbedaan, atas nama toleransi, keberagaman kita seringkali berkelit bahwa Islam menghargai perbedaan. Argumentasinya: bukankan Tuhan menciptakan perbedaan??? Berbeda itu indah! Perbedaan itu Sunatullah!! Hmmm....

Namun kalau sudah menyangkut kekuasaan, uang, ambisi dan kepentingan kelompok dan partai, perbedaan menjadi barang haram!!!

Semua Ormas Islam seperti Muhammadiyah, NU, Persis, MUI dan lain-lain, harus menanggalkan ego dan harga diri yang tidak penting demi kebaikan umat secara keseluruhan. Mereka harus duduk bersama dengan hati yang kosong dan bersih untuk mempersatukan kesepakatan tentang kriteria hilal yang difasilitasi oleh Deptan yang juga harus kuat dan bijaksana. (Kabelan Kunia/ yang masih menggenapkan puasa 30)
Wallahu alam bissawab.

Senin, Agustus 22, 2011

Ketika Seorang Anak Menanyakan Apa itu DOSA???




NAJLA, itulah nama gadis kecil kami yang baru berumur 3,8 tahun. Suatu ketika saat Dia berbuat sebuah kesalahan, aku sempat memberi teguran "Adek kalo bikin dosa, ntar dimarahin oleh Allah loh.. Adek nanti dijewer sama Allah". tegurku sembari menjentikkan jemari ke telinga kanannya.

"Emang Ayah Allah gitu??" elaknya sembari memandangiku yang sontak kagek dan tidak menduga atas tangkisan dengan kalimat yang bagiku amat sulit untuk dijelaskan. Aku tersadar, karena menjentikkan telinganya, Dia berpikir apakah aku Allah, karena menghukum Dia saat berbuat dosa.

Apa demikian kritisnya anak-anak sekarang?? Atau ada yang salah dalam cara kami mendidik si gadis kecil ini. Terkadang banyak sekali lontaran-lontaran pertanyaan yang diluar dugaan kami sebagai orang tua. Dua pertanyaan di atas merupakan pertanyaan kritis terakhir yang dia ajukan ke kami. Pernah suatu kali Dia menanyakan apa itu surga, kemudian menanyakan dimana Allah SWT itu berada? Terus kami jawab, Allah ada di atas langit. Sontak Dia menatap langit, kemudian berkomnetar "Dimana sih Allah itu Ayah, kok tidak ada di langit? Itu kan awan..?" tanyanya sembari memandang langit yang berawan.

Atas pertanyaanya  tentang apa itu dosa, kami coba berdiskusi untuk memberikan jawabanya yang pas dan mudah dicerna oleh otak 'ciliknya'. Jawaban kami kompak; "Dosa adalah perbuatan jelek yang dilakukan De' Najla. Misalnya kalo De' Najla marah-marah sama Ibu atau De' Najla suka mukulin Teh Fawwaz, maka itu adalah dosa". terang kami dengan hati-hati sembari mengamati apa si kecil ini mengerti apa tidak. Nampaknya dia cukup mengerti. Buktinya, ketika Dia berbuat seperti yang disebutkan, sontak Dia sadar dan berhenti melakukannya, meskipun sering juga diulangi kesalahan tersebut hehe.... Ah, dasar anak kecil.....

Memang harus sabar mengajarkannya sembari memberi pengertian akan hal-hal yang baik dan jelek. Bukankah hakekatnya Pahala dan Dosa seperti halnya perbuatan Baik dan Jelek??

Kamis, Agustus 18, 2011

Potensi Hanjeli sebagai Tanaman Pangan dan Obat-obatan

Oleh Kabelan Kunia
Artikel ini telah dimuat di Harian Pikiran Rakyat Edisi Kamis, 18 Agustus 2011

Hanjeli (Coixlachryma - Jobi L. atau Coix.agrestis Lour) merupakan tanaman serealia sebagai bahan pangan yang belum banyak digali, padahal tanaman ini berpotensi untuk dapat diolah menjadi berbagai produk makanan, obat-obatan atau bahan baku industri.

Dalam bahasa Inggris hanjeli disebut job’s tears atau ada juga yang menyebutkan sebagai chinese pearl. Tanaman ini jarang digunakan sebagai sumber bahan makanan, sebagian besar, hanjeli dimanfaatkan dalam produksi kerajinan tangan. Para petani sendiri hanya memanfaatkan hanjeli sebagai tanaman sela atau tanaman pagar. Padahal, banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh jika pemanfaatan tanaman ini lebih dikembangkan khususnya dalam produksi bahan pangan (http://ainipage.blogspot.com/2011/04/hanjeli.html).

Walaupun belum ada data-data seberapa besar produksinya di Indonesia, namun Hanjeli banyak ditemukan di Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya, terbukti dengan banyaknya nama yang diberikan pada tanaman ini. Sebagai contoh, pengolong iteum (Gayo), Perasa (Palembang), Anjalai (Sumatera Barat), Hanjeli (Jawa), hanjeli (Sunda), Jelim (Aceh).

Kebanyakan tanaman ini tumbuh liar, namun telah banyak pula yang dibudidayakan. Tanaman ini dapat tumbuh baik di daerah-daerah yang kurang air, sehingga lahan-lahan yang tidak pernah mendapat irigasi  pun dapat dijadikan lahan untuk tanaman ini. Beberapa waktu yang lalu, penulis menemukan tanaman ini di dataran tinggi Bandung Utara seperti terekam dalam photo-photo berikut ini. Tanaman tumbuh tinggi dan subur serta berbuah sangat lebat dan besar-besar. Artinya tanaman ini bisa juga tumbuh pada lahan dataran tinggi di atas 1000 m dpl.

Biologis Hanjeli
Hanjeli sebagai sumber pangan & obat-obatan
Tanaman seperti rumput menahun, berumpun banyak, batang tegak dan besar, tinggi 1-3 m. Hanjeli tumbuh liar atau dibudidayakan sebagai tanaman sela atau tanaman pagar. Tumbuh pada tanah lembab dan terkena cahaya matahari hingga ketinggian 1.000 m dpl. Daun letak berseling, bentuk pita atau lanset, panjang 8-100 cm, lebar 1,5-5 cm, ujung runcing, pangkal memeluk batang, tepi rata, permukaan kasar, ibu tulang daun menonjol di punggung daun. Bunga ke luar dari ketiak daun, berbentuk bulir. Buahnya buah batu, bulat lonjong, bila tua berwarna ungu keputih-putihan, dan kulitnya keras.

Kandungan dan Manfaat
Hanjeli berdasarkan beberapa penelitian dan literatur diketahui memiliki unsur-unsur seperti yang terkandung dalam beras yang dapat menjadi sumber energi bagi tubuh. Selain itu, Hanjeli kaya akan lemak. Biji Hanjeli mengandung 58-62 persen soluble carbohydrate, terutama pati, 9.5-23 persen albuminoid, dan 5 persen lemak.

Menurut Direktorat Gizi Departemen Kesehatan (1981), 100 gram Hanjeli mengandung energi 289 kal, protein 11.0 gram, lemak 4.0 gram, karbohidrat 61 gram, kalsium 213 mg, fosfor 176 mg, besi 11 mg, thiamin 0.14 mg, serta air 23 gram. Pada biji banyak mengandung coixol, coixenolide, coicin dan asam amino leusin, tirosin, lisine, asam glutamat, arginin dan histidin. Data ini menunjukkan Hanjeli lebih banyak mengandung protein dan zat gizi lainnya, sehingga diharapkan dapat dijadikan alternatif pemenuhan kalori dan protein.

Produk pangan yang dapat dihasilkan dari hanjeli terutama berupa tepung hanjeli. Tepung Hanjeli ini merupakan produk yang dihasilkan dari olahan biji hanjeli. Berdasarkan protein dan mineral yang dikandungnya, potensi tepung Hanjeli sebagai sumber bahan baku pembuatan makanan ringan (kudapan) patut dicoba.

Tanaman Hanjeli sarat kandungan gizi dan kalori
Manfaat lain dari tanaman Hanjeli adalah kegunaannya sebagai obat berbagai penyakit. Bagian tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat adalah biji dan akar Hanjeli.  Beberapa penyakit yang dapat dibantu kesembuhannya antara lain sakit usus buntu, radang usus (enteritis) kronis, Infeksi dan batu saluran kencing, kencing sedikit, kencing bernanah, bengkak (edema), biri-biri, tidak datang haid, keputihan (leuchorhea), Sakit kuning (jaundice),  cacingan (ascariasis), rheumatism seperti sakit otot (mialgia), keputihan (Leucorrhea), tumor saluran pencernakan seperti kanker lambung, kanker paru, kanker mulut rahim (cervix), kutil (warts), eksema, radang paru, demam, dan batuk sesak.

Sekalipun sedikit sekali literatur atau hasil penelitian yang mendukung dan menguji efektivitas Hanjeli untuk peyembuhan berbagai penyakit seperti tersebut di atas, namun dari pengalaman dan kearifan lokal masyarakat di berbagai daerah yang secara tradisonal sudah membuktikan keampuhan tanaman ini sebagai tanaman herbal penyembuh penyakit. Kiranya sangat perlu dilakukan kajian klinis dan ilmiah modern untuk menemukan zat aktif dalam tanaman ini sebagai sumber obat herbal yang potensial, semoga (Kabelan Kunia/ dari berbagai sumber).