Selasa, Juli 05, 2011

Family Vacation on Solo

Setelah menempuh perjalanan 2 jam lebih dari Kota Yogyakarta, menjelang Maghrib kami tiba di Kota Solo nan eksotis. Tujuan pertama kami adalah mencari hotel untuk menginap semalam di sini. Secara perlahan mobil kami menyusuri keramaian Kota Solo hingga tanpa terasa sudah tiba di Bangunan tua, di lingkungan Keraton Solo. Kami berhenti sejenak, sembari bertanya ke Tukang Becak yang menunggu penumpang di lingkungan Keraton tua ini.

Keraton Kasunan Surakarta (Sumber Wikipedia.com)
Keraton Kasunan Surakarta terletak di pusat kota Solo, Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta. Pembangunan keraton dilakukan dari tahun 1743 hingga 1745. Konstruksi bangunan keraton menggunakan bahan kayu jati yang diperoleh dari Alas Kethu di dekat kota Wonogiri.

Keraton (Istana) Surakarta merupakan salah satu bangunan yang eksotis di zamannya. Salah satu arsitek istana ini adalah Pangeran Mangkubumi (kelak bergelar Sultan Hamengkubuwono I) yang juga menjadi arsitek utama Keraton Yogyakarta. Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika pola dasar tata ruang kedua keraton tersebut (Yogyakarta dan Surakarta) banyak memiliki persamaan umum. Keraton Surakarta sebagaimana yang dapat disaksikan sekarang ini tidaklah dibangun serentak pada 1744-45, namun dibangun secara bertahap dengan mempertahankan pola dasar tata ruang yang tetap sama dengan awalnya. Pembangunan dan restorasi secara besar-besaran terakhir dilakukan oleh Susuhunan Pakubuwono X (Sunan PB X) yang bertahta 1893-1939. Sebagian besar keraton ini bernuansa warna putih dan biru dengan arsitekrur gaya campuran Jawa-Eropa (Wikipedia.com)

Malam ini kami menghabiskan malam di Kota Solo. Setelah diantar oleh Tukang Beca yang baik hati ke sebuah hotel sederhana di sekitar jalan utama Jl. Slamet Riyadi dengan akses terdekat ke Keraton Solo, Pasar Klewer dan pusat keramaian lainnya, kami dijanjikan untuk diantar ke Warung Bakso Ulat Alex yang terkenal di Solo, paling rame dan enak katanya. Setiba di lokasi, ternyata warung bakso sudah mau tutup, karena habis...!! Akhirnya kami diantar lagi ke warung bakso yang lainnya, dan masih buka dan juga ramai sekali. Dengan harga cuma Rp 9.000 per porsi, kami menikmati kuliner malam ini dengan antusias dan mengenyangkan.

Pagi yang cerah. kami mulai mengelilingi Kota Solo. Tujuan pertama adalah pusat belanja batik yang banyak terdapat di Kampung Kauman sebagai sentra batik di Kota Solo. Di sebuah toko dan pusat kerajinan batik, kami menyaksikan proses pembuatan kain batik secara sederhana. Proses membatik secara tradisonal dengan mengambar motif di kain dengan canting menggunakan tinta malam atau yang menggunakan cetakan hingga proses pencucian sampai kain menjadi sebuah produk sandang yang cantik, indah dan bernilai. Istri dan anak-anak sempat mencoba peralatan batik serta belajar membatik dengan canting pada selembar kain. Komentarnya : "Asyik tapi sangat sulit dan membutuhkan kesabaran dan kerapihan..".

Belajar Membatik di Solo (Heni Yuningsih)
Awalnya Fawwaz rada bete dan manyun ketika mencoba diajar membatik. Lambat laun Dia mulai menikmati pelajaran pertamanya, membatik di bingkai kain. Pola kupu-kupu dan bunga digambarkan dengan pensil di permukaan kain. Selanjutnya dengan hati-hati dia mulai menggoreskan canting berisi cairan malam ke pola yang sudah tergambar di kain. Tapi, uff....cairan malam panas sedikit tertumpah di paha sebelah kanannya. Sedikit merintih dan meringis dia kesakitan "panas...!!!" keluhnya.

Fawwaz dan Najla menggunakan canting dan malam untuk membatik
Setelah pemberian cairan malam sesuai dengan pola, kemudian anak-anak memberikan warna sesuai dengan selera mereka. Di hadapan mereka disiapkan pewarna batik dengan 4 warna, merah, kuning, hijau dan biru. Fawwaz dan Najla  secara bersama memberikan warna pada kain dengna pola kupu-kupu dan bunga tersebut. Setelah seliesai, kemudian oleh petugasnya, dicuci dengan air panas untuk menghilangkan malamnya dan terakhir direndam dan dibilas dengan cairan kimia untuk menguatkan warna yang sudah diberikan. Setelah dicuci dan dibilas dengan air dingin dan dikeringkan, woww..... luar biasa hasil karya anak-anak ini membuat batik.
Fawwaz dan Najla dengan Batik hasil karya mereka
Menjelang siang kami berwisata sejarah ke Pura (Puro) Mangkunegaran. Puro ini adalah istana tempat kediaman Sri Paduka Mangkunagara di Surakarta dan dibangun setelah tahun 1757 dengan mengikuti model keraton yang lebih kecil. Secara arsitektur bangunan ini memiliki ciri yang sama dengan keraton, yaitu pada pamedan, pendopo, pringgitan, dalem, dan kaputran, yang seluruhnya dikelilingi oleh tembok yang kokoh. Bersama guide, kami diajak masuk dan mengitari seantero Puro sampai ke bagian dalamnya.

 Berfoto bersama dengan guide Puro di Kraton Mangkunegaran
Setelah puas berwisata di sekitar kota Solo, pada akhirnya kami harus kembali ke Bandung. Jam 14.00 WIB kami menyusuri perjalanan panjang menuju Kota Semarang sebagai kota terakhir tujuan wisata kami kali ini. Sepanjang jalan yang lebar dan agak sepi, kami mulai tiba ke Kota Semarang menjelang maghrib. Kami putuskan untuk menginap semalam di kota tua ini. Besok pagi mulai kembali menikmati suasana lain di Kota Semarang (Kabelan Kunia &Family)

Tidak ada komentar: