Minggu, September 20, 2009

Kurma: Santapan Berbuka yang Menyehatkan

Oleh : Kabelan Kunia

Artikel ini telah dimuat di Harian Pikiran Rakyat Edisi Kamis 20 September 2007

BAGI UMAT ISLAM, berbuka puasa dengan kurma bukanlah sekadar tradisi. Di masa kenabian Muhammad saw orang-orang muslim saat berbuka puasa, buah korma merupakan pilihan pertama.
Bahkan Rasulullah Muhammad SAW. sendiri melakukan hal itu dan menyunatkan memakan buah korma di awal berbuka puasa, ''Barangsiapa yang mempunyai kurma ketika puasa, hendaklah berbuka dengan kurma.''



Buah korma yang rasanya manis seperti gula itu memang mengandung daya bakar kalori yang cukup tinggi, sehingga bisa menghilangkan kelesuan atau kelunglaian tenaga ketika sedang menjalankan ibadah puasa seharian. Karenanya kurma sangat cocok kalau dikonsumsi saat berbuka puasa.

Nilai gizi utama yang diandalkan memang kandungan karbohidrat sederhananya, alias gulanya yang tinggi. Kebanyakan varietas kurma mengandung gula glukosa (jenis gula yang ada dalam darah) atau fruktosa (jenis gula yang terdapat dalam sebagian besar buah-buahan) yang mudah diserap tubuh dan diubah menjadi energi. Fruktosa dan glukosa ini merupakan energi siap pakai (instant) bagi tubuh. Artinya, dalam beberapa menit setelah makan kurma, tubuh akan segera memperoleh energi dari fruktosa dan glukosa yang dikandungnya.

Lebih dari itu ternyata kurma mengandung zat gizi yang nyaris lengkap dengan komposisi yang seimbang, meskipun dalam jumlah yang serba sedikit. Dalam setiap 100 g kurma kering terkandung vitamin A 50 IU, tiamin 0,09 mg, riboflavin 0,10 mg, niasin 2,20 mg, serta kalium 666 mg. Zat-zat gizi itu berfungsi membantu melepaskan energi, menjaga kulit dan saraf agar tetap sehat serta penting untuk fungsi jantung.

Kurma juga mengandung hampir semua vitamin dan mineral yang cenderung meningkatkan kebasaan lambung yang terlalu asam seharian tidak memperoleh makan dan minum. Vitamin dan mineral ini juga penting untuk meningkatkan efisiensi pencernaan dan penggunaan (metabolisme) makanan yang masuk ke dalam lambung.

Kurma tidak mengandung kolesterol tapi mengandung lemak. Namun demikian, kandungan lemaknya sedikit dan sebagian besar adalah lemak baik (lemak tidak jenuh) yang bermanfaat bagi kesehatan. Lemak yang dikandungnya bermanfaat bagi penyerapan vitamin A, D, E dan K.

Selain menyuplai energi, kurma juga kaya kandungan zat gizi penting bagi fungsi tubuh seperti kalium, magnesium, niasin dan zat nongizi serat makanan yang berguna dalam menyehatkan jantung dan pembuluh darah. Mineral-mineral ini berfungsi membuat denyut jantung makin teratur, mengaktifkan kontraksi otot, serta membantu mengatur tekanan darah.

Selain bermanfaat memulihkan kelelahan otot, kandungan kalium dalam kurma membantu "mendorong" air secepatnya mengisi jaringan sel. Kandungan lemak pada kurma juga bisa diabaikan. Namun, ada khasiat yang lebih istimewa; kurma bisa menurunkan risiko serangan stroke berkat tingginya kalium yang dikandungnya. Itulah sebabnya kurma menjadi istimewa. Apalagi, beberapa penelitian membuktikan, makanan tinggi kalium bisa berperan membuat jantung dapat berdenyut teratur, mengaktifkan kontraksi otot, mengendalikan keseimbangan air dalam jaringan dan sel-sel serta membantu mengatur tekanan darah.

Kandungan kalium yang tinggi pada korma sangat baik untuk mengurangi keluhan stroke. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa makanan yang sarat kalium (minimal konsumsi kalium 400 mg per hari) dapat mengurangi risiko stroke. Dilaporkan, makanan yang sehat untuk jantung dan pembuluh darah adalah yang mengandung rasio kalium: natrium (K:Na) minimal 5 : 1. Dalam 100 gram kurma terkandung sekitar 666 mg kalium dan kandungan natriumnya hanya 1 mg ! Jadi, rasio K: Na-nya adalah 666 : 1.

Makanan tinggi kalium, menurut pakar penyakit darah tinggi dari Minnesota University AS, Dr. Louis Tobian, Jr., bisa membantu menurunkan tekanan darah serta bisa memberi kekuatan tambahan dalam mencegah stroke secara langsung, bagaimanapun kondisi tekanan darah seseorang. Pertahankan konsumsi potasium (kalium) dalam jumlah cukup (+/- 90 mmol/ hari), lebih disukai yang berasal dari buah-buah segar dan sayur-sayuran, jika dengan obat diuretik (kencing menjadi lebih sering dan lebih banyak) perlu diberikan pengganti kalium. Makin banyak makanan kaya kalium yang dikonsumsi, biasanya makin kecil kemungkinan orang menderita stroke.

Para peneliti menyimpulkan dengan hanya makan satu porsi ekstra makanan kaya kalium (minimal 400 mg setiap hari) risiko fatal bisa diturunkan sampai 40%. Batas krisis 400 mg kalium itu mudah sekali, dapat dipenuhi hanya dengan makan kurma kering sekitar 65 gram saja, atau setara dengan lima butir kurma.

Kurma juga mengandung potasium yang tinggi. Potasium bermanfaat untuk mengendalikan tekanan darah, untuk terapi darah tinggi, serta membersihkan karbon dioksida dalam darah. Potasium juga bermanfaat untuk memicu kerja otot dan simpul syaraf. Berbagai mineral yang diperoleh dari kurma juga bermanfaat untuk mengoptimalkan kandungan elektrolit dalam cairan tubuh.

Kurma juga mengandung salisilat. Zat ini, dikenal sebagai bahan baku aspirin, obat pengurang atau penghilang rasa sakit dan demam. Salisilat bersifat mencegah pembukan darah, antiinflamasi dan berdampak melenyapkan rasa nyeri. Unsur lain yang juga tidak boleh dilupakan dari kurma adalah fosfor -- mineral terbanyak kedua dalam tubuh setelah kalsium -- yang merupakan unsur pokok asam nukleat dan membran sel; menjadi faktor esensial pada seluruh reaksi pembentukan energi dalam sel; juga sebagai komponen berbentuk kristal dari tulang rangka.

Keunggulan kurma lainnya yaitu mengandung berbagai vitamin penting, seperti vitamin A, tiamin dan riboflavin dalam jumlah yang bisa diandalkan, serta niasin dan kalium dalam jumlah yang sangat cukup. Selain itu, buah ini ternyata juga memuat berbagai zat gizi lain seperti zat besi, vitamin B dan asam nikotinat dalam jumlah memadai.

Dari sekian banyak kandungan yang potensial mengurangi bahkan mengatasi berbagai keluhan dalam tubuh kita, yang tidak kalah penting buah kurma mengandung cukup banyak serat. Semakin dikeringkan nilai
seratnya bisa semakin tinggi, karena terbentuk resistant starch. Termasuk dalam kategori ini adalah selulosa dan hemiselulosa dari dinding sel tanaman, serta pektin dan gummy, yang merupakan komponen nonstrukral sel tanaman.

Nah, seperti diketahui selulosa amat berguna untuk mengatur peristatik usus, sedangkan hemiselulosa dan pektin mampu menyerap banyak air dalam usus besar, sehingga memberi bentuk pada sisa makanan yang akan dikeluarkan.

Jadi jelas, kurma yang secara tradisional disuguhkan sebagai salah satu hidangan rutin berbuka puasa di bulan Ramadhan, bukan makanan pembuka yang biasa. Diam-diam ia menyimpan senjata potensial anti stroke, anti serangan jantung dan beragam manfaat lainnya. Meski demikian, untuk memastikan dampak positif kurma, agaknya masih perlu dibuktikan lebih lanjut melalui penelitian. Mengingat manfaat kesehatan kandungan gizinya, maka kurma disarankan untuk dikonsumsi sepanjang tahun, bukan hanya saat puasa Ramadhan saja. (Belan)

Tidak ada komentar: