Senin, Januari 26, 2009

Temulawak, Ginsengnya Indonesia

Oleh : Kabelan Kunia
Artikel ini telah dimuat di Harian Pikiran Rakyat Edisi 26 Januari 2006


ALAM Indonesia dikenal sebagai penghasil tanaman obat. Sebagai negara tropis, banyak tanaman berkhasiat obat tumbuh subur di hamparan tanah kita. Kini, selain pengobatan medis kedokteran, tidak sedikit dokter yang menyarankan pengobatan herbal. Sebagai tanaman obat, nama temulawak pasti tidak asing lagi. Temulawak adalah tumbuhan asli Indonesia, tetapi penyebarannya hanya terbatas di Jawa, Maluku, dan Kalimantan.

Temulawak biasa dibudidayakan orang dan menjadi salah satu komoditas pertanian. Kita banyak mengenal nama lokal tanaman satu ini. Di Jawa Barat, temulawak dikenal dengan nama koneng gede. Dalam bahasa Jawa dan di Madura disebutnya temulabak.

Temulawak termasuk dalam keluarga Zingibereaceae banyak ditemukan di hutan-hutan daerah tropis. Temulawak juga berkembang biak di tanah tegalan sekitar permukiman, terutama pada tanah gembur, sehingga buah rimpangnya mudah berkembang menjadi besar. Temulawak termasuk jenis tumbuh-tumbuhan herba yang batang pohonnya berbentuk batang semu dan tingginya dapat mencapai 2 meter. Daunnya lebar dan pada setiap helaian dihubungkan dengan pelapah dan tangkai daun yang agak panjang.

Temulawak mempunyai bunga yang berbentuk unik (bergerombol) dan berwarna kuning tua. Rimpang temulawak sejak lama dikenal sebagai bahan ramuan obat. Aroma dan warna khas dari rimpang temulawak adalah berbau tajam dan daging buahnya berwarna kekuning-kuningan. Daerah tumbuhnya selain di dataran rendah juga dapat tumbuh baik sampai pada ketinggian tanah 1.500 meter di atas permukaan laut.

Antirematik
Di daerah Jawa Tengah, tanaman bernama latin Curcuma xanthorhiza, Roxb. ini dikenal sebagai minuman eksotik dengan cita rasa khas. Dengan mencampurkan tanaman bersama gula dan kunyit, lalu diseduh dengan air panas akan menghasilkan sebuah rasa tersendiri.

Masyarakat Jawa Tengah biasanya memberikan ramuan ini kepada anak-anak yang susah makan sebab disinyalir ramuan temulawak dapat meningkatkan nafsu makan. Bahkan, temulawak dipercaya juga sebagai jamu yang memperlambat proses penuaan, menghilangkan flek hitam di wajah, serta menjaga kelenturan tubuh. Perempuan sehabis melahirkan disarankan meminumnya, begitu menurut kepercayaan masyarakat Jawa.

Secara klinis, khasiat tumbuhan asli Indonesia ini bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Temulawak memiliki kandungan minyak atsiri yang memang membangkitkan selera makan, membersihkan perut, dan memperlancar ASI.

“Bila saya sudah merasa sakit karena usia yaitu biasanya penyakit rematik, saya minum seduhan temulawak dicampur asam jawa atau jeruk nipis, setiap sore hari secara rutin,'' demikian ungkap seorang bapak paruh baya yang rutin mengonsumsi minuman temulawak ini. Menurutnya, seduhan temulawak harus dicampur dengan asam karena telah diteliti zat aktifnya stabil bila dicampur dengan asam jawa atau jeruk nipis. Seduhan temulawak tersebut diminumnya sebagai pengganti minum teh dan berasal dari temulawak yang segar sehingga rasanya juga segar.

Ia merasakan khasiat temulawak tersebut setelah minum berminggu-minggu secara rutin. Sekarang setelah badannya tidak terasa sakit, biasanya ia minum seduhan temulawak seminggu sekali. Bapak dua putra ini mengatakan, dia mulai minum temulawak sejak usia 50 tahun. Ia minum temulawak karena mengalami masalah pencernaannya dan temulawak ini untuk melancarkan empedu. ''Setelah minum temulawak, rematik tampaknya hilang”, ungkapnya dengan bangga.

Khasiat Obat
Beragam penyakit dapat diobati dengan umbi tanaman ini, misalnya sakit limpa, sakit ginjal, sakit pinggang, asma, sakit kepala, masuk angin, mag, sakit perut, produksi ASI, menambah nafsu makan, sembelit, sakit cangkrang, cacar air, sariawan, rematik, sampai jerawat sekalipun.

Komposisi kimia dari rimpang temulawak adalah protein pati sebesar 29-30 persen, kurkumin satu sampai dua persen, dan minyak atsirinya antara 6 hingga 10 persen.

Daging buah (rimpang) temulawak mempunyai beberapa kandungan senyawa kimia antara lain berupa fellandrean dan turmerol atau yang sering disebut minyak menguap. Kemudian minyak atsiri, kamfer, glukosida, foluymetik karbinol.

Temulawak mengandung minyak atsiri seperti limonina yang mengharumkan, sedangkan kandungan flavonoida-nya berkhasiat menyembuhkan radang. Minyak atsiri juga bisa membunuh mikroba. Buahnya mengandung minyak terbang (anetol, pinen, felandren, dipenten, fenchon, metilchavikol, anisaldehida, asam anisat, kamfer), dan minyak lemak.

Kurkumin yang terdapat pada rimpang tumbuhan ini bermanfaat sebagai acnevulgaris, di samping sebagai anti inflamasi (anti radang) antioksidan, anti hepototoksik (anti keracunan empedu) dan antitumor.

Pengusir Kanker
Dalam bukunya Cara Bijak Menangani Kanker, herbalis Yellia Mangan menyebutkan, ramuan untuk penyembuhan kanker dapat dikonsumsi jika penyakit ini masih dalam stadium dini. Namun, bila tak kunjung ada perubahan atau tanda-tanda membaik setelah meminum ramuan obat selama dua bulan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau pengobat yang berpengalaman.

Menurut Yellia, ramuan untuk mengobati kanker dapat juga diminum segera setelah menjalani operasi pengangkatan kanker dan radiasi. Hal ini dimaksudkan untuk memutuskan rantai sel kanker yang mungkin masih tertinggal. Sementara itu, jika menjalani pengobatan dengan kemoterapi, ramuan diminum setelah dua minggu sejak kemoterapi dilakukan. Bila dokter memberi obat, ramuan sebaiknya diminum dua jam sebelum atau setelah mengonsumsi obat dari dokter.

Rimpang temulawak mengandung kurkumin dan monodesmetoksi kurkumin yang bersifat antitumor. Temulawak juga berkhasiat menghilangkan rasa nyeri dan sakit karena kanker. Ekstrak temulawak sangat dianjurkan untuk dikonsumsi guna mencegah penyakit hati, termasuk hepatitis B yang menjadi salah satu faktor risiko timbulnya kanker hati. Di samping itu, juga sudah terbukti bisa menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan sel hati. Semua khasiat itu adalah berkat adanya kandungan kurkumin, yakni zat yang berguna untuk menjaga dan menyehatkan hati atau lever atau istilah medisnya hepatoprotektor.

Penggunaan temulawak pada prinsipnya sama dengan kunyit maupun kencur, yaitu diparut dan diambil airnya. Sedikit ada beberapa penambahan komponen untuk penyakit tertentu. Pada gangguan ginjal untuk satu rimpang temulawak, ditambahkan segenggam daun kumis kucing dan segenggam daun meniran dengan empat gelas air, direbus sampai tinggal setengahnya. Diminum tiga kali sehari. Untuk menambah nafsu makan bisa dicampur juga dengan rimpang lengkuas. Sedang untuk memperbaiki rasa bisa ditambah gula aren, asem atau jeruk nipis sesuai selera.

Tanaman khas Indonesia satu ini memiliki potensi yang luar biasa untuk dikembangkan sebagai tanaman obat. Bahkan konon, tanaman ini memiliki keunggulan setara dengan ginseng Korea. Tidak heran, banyak orang menganggap, temulawak sebagai “ginsengnya” Indonesia. ***

*Pusat Penelitian Bioteknologi ITB.

Selasa, Januari 20, 2009

Yuk, Makan Kudapan Sehat

Artikel ini telah dimuat di TABLOID AGRINA, Edisi 19 January 2009
http://www.agrina-online.com/show_article.php?rid=12&aid=1680

Kudapan yang satu ini mengandung gizi cukup baik dan unsur-unsur penting bagi kesehatan tubuh.

Tidak sedikit masyarakat awam menganggap remeh keberadaannya. Padahal bahan pangan bernama ilmiah Ipomoea batatas ini mengandung gizi cukup baik, bahkan menyimpan khasiat dahsyat bagi kesehatan. Kandungannya terdiri dari zat-zat penting, semisal karbohidrat, serat, antosianin, betakaroten, dan kalori.

Untuk menjumpainya pun relatif mudah, mulai dari tukang sayur, pasar, penjaja keliling sampai pedagang di tempat wisata semisal kawasan Puncak, Bogor. Lebih jauh, komoditas ini berpeluang diolah menjadi tepung sebagai pengganti terigu yang masih impor. Kita biasa menyebutnya ubi jalar.

Cocok bagi Penderita Diabetes

Beberapa daerah di Indonesia mengenal ubi jalar dengan nama telo rambat. Paling tidak ada tiga jenis ubi jalar berdasarkan warna daging umbinya, yaitu ubi jalar oranye, kuning, ungu, dan yang paling umum dijumpai ubi jalar putih. Di daerah Cianjur ada pula ubi cilembu. Ini ubi jalar biasa saja tetapi rasanya sangat manis.

Karbohidrat dalam ubi jalar memiliki indeks glisemik 54 dan termasuk kategori rendah (low glycemix index). Artinya, karbohidratnya tidak mudah diubah menjadi gula. Berbeda dari sifat karbohidrat asal beras atau jagung. Dengan demikian ubi jalar cocok bagi penderita diabetes.

Keistimewaan lain adalah tingginya kandungan serat. Zat ini sangat baik sebagai penangkal kanker. Serat berfungsi mengikat zat karsinogenik, zat pencetus kanker yang masuk ke dalam tubuh. Ubi jalar terutama yang berwarna merah, mengandung serat oligosakarida yang bertipe larut. Perannya cukup vital untuk menyedot kolesterol “jahat” di dalam darah.

Belakangan diketahui serat ini menjadi campuran produk susu. Serat oligosakarida berperan mencegah sembelit, memudahkan buang angin, menjaga keseimbangan flora usus dan prebiotik serta merangsang pertumbuhan bakteri “baik” pada usus sehingga penyerapan zat gizi lebih efektif. Hanya pada orang yang sangat sensitif oligosakarida, konsumsi ubi jalar dapat mengakibatkan kembung.

Betakaroten dan Antosianin

Betakaroten merupakan bahan pembentuk Vitamin A dalam tubuh. Ubi jalar putih mengandung 260 mkg (869 SI) betakaroten per 100 gram, ubi jalar merah tersimpan 2900 mkg (9675 SI) betakaroten, ubi merah yang berwarna jingga 9.900 mkg (32967 SI). Makin pekat warna oranyenya, makin tinggi kadar betakarotennya. Dibandingkan bayam dan kangkung, kandungan vitamin A ubi jalar merah masih setingkat lebih tinggi.

Ubi jalar biasa dikonsumsi dengan direbus. Yang menarik, proses perebusan ubi jalar hanya merusak 10% kadar betakaroten. Sedangkan penggorengan atau pemanggangan merusak 20% betakaroten. Penjemuran malah menghilangkan separuh kandungan betakaroten. Artinya, dengan menyantap seporsi ubi jalar merah rebus sudah dapat memenuhi kebutuhan Vitamin A harian, sebesar 2.100—3.600 mkg.

Betakaroten pada ubi jalar merah berkhasiat sebagai "obat mata", selain sebagai pengendali produksi hormon melatonin. Hormon ini merupakan antioksidan bagi sel dan sistem saraf otak. Kekurangan zat ini mengakibatkan gangguan tidur dan berkurangnya daya ingat. Lebih jauh lagi, seretnya pasokan hormon melatonin akan menurunkan produksi hormon endokrin sehingga sistem kekebalan tubuh merosot. Kombinasi betakaroten dan Vitamin E dalam ubi jalar dapat menghalau stroke dan serangan jantung.

Kandungan lain adalah senyawa antosianin, zat pigmen pada ubi jalar ungu dan merah. Pigmen antosianin ubi jalar lebih tinggi konsentrasinya dan lebih stabil ketimbang yang ada dalam kubis dan jagung kuning. Hasil penelitian Balitbang Pertanian menunjukkan, antosianin berfungsi sebagai antioksidan, antihipertensi, pencegah gangguan fungsi hati, jantung koroner, kanker, dan arterosklerosis. Kini, saatnya kita kembali menjadikan ubi jalar sebagai kudapan sehat.

Kabelan Kunia, M.Si., Pusat Penelitian Bioteknologi ITB, Bandung
(kabelan@biotech.tb.ac.id)

Kamis, Januari 15, 2009

Bioteknologi Indonesia: Peluang dan Masalah

Oleh : Kabelan Kunia

Hasil kloning Dolly

Belum lama ini dunia ilmu pengetahuan dikejutkan dengan telah lahirnya bayi domba dari proses pencangkokan sel (cloning) oleh beberapa ilmuwan yang dipimpin oleh Ian Wilmut. Baru-baru ini juga di Selandia Baru beberapa ilmuwan berhasil melakukan eksperimen yang menghasilkan embrio sapi yang nantinya diharapkan menjadi sapi dengan produksi susu yang menagadung protein dasar manusiawi, myelin yang dikandung di dalam ASI. Meskipun hasil eksperimen ini ‘digagalkan’ oleh pengadilan tinggi Selandia Baru karena tidak sesuai dengan permohonan yang diajukan semula, sehingga sapi-sapi yang telanjur mengandung sapi cloning, tidak jadi melahirkan pada Juni 2001 lalu (Kompas, Mei 2001).

Eksperimen-eksperimen di atas adalah sekelumit yang menggambarkan beberbagai keberhasilan dari penerapan bioteknologi dalam mencari dan menggali rahasia alam yang semata-mata didedikasikan untuk kemajuan iptek di samping buat mensejahterakan umat manusia. Sebenarnya pemanfaatan bioteknologi sudah dimulai ribuan tahun yang lalu. Di Asia dan Afrika orang telah mempelajari berbagai kultur untuk membuat wine, beer, vinegar dan sake dengan menggunakan bakteri dan ragi serta untuk membuat berbagai makanan dengan menggunakan jamur.

Di Indonesia bahkan kita mengenal tape atau peyeum, tempe, oncom, kecap dan banyak lagi jenis minuman dan makanan yang kesemuanya dibuat dengan menggunakan mikroorganisme baik itu bakteri, ragi maupun jamur. Proses-proses tradisional ini dikembangkan secara turun-menurun tanpa pengetahuan ilmiah dan pemanfaatannya pun masih terbatas untuk mengolah kebutuhan dasar manusia, yaitu kebutuhan makan dan minum.

Seiring dengan berkembangnya pengetahuan manusia, makin terungkap pulalah dasar-dasar ilmiah bioteknologi dan semakin luas pula ruang lingkup penggunaannya. Bioteknologi yang merupakan teknologi yang memanfaatkan mahluk hidup yang direkayasa dengan menerapkan prinsip-prinsip sains dan teknologi untuk menghasilkan barang dan jasa guna memenuhi kesejahteraan manusia. Bioteknologi bukanlah teknologi yang berdiri sendiri, tapi menyangkut dengan cabang-cabang ilmu lainnya, yaitu mikrobiologi, biokimia, genetika, rekayasa biokimia dan kimia.

Selasa, Januari 13, 2009

Rektor, SA ITB dan DR (HC) SBY

Akhirnya, Presiden SBY meminta penganugerahan doktor honoris causa kepada dirinya dari ITB diundur hingga usai Pilpres 2009. Langkah itu dinilai arif menurut orang dekatnya, Andi Mallarangeng yang merupakan Caleg Partai SBY. (Detiknews.com/07/02).

Keputusan tepat yang diambil oleh SBY tidak lepas dari kontroversi pemberian gelar kehormatan dari ITB yang dikenal pelit memberikan penghargaan serupa kepada berbagai tokoh terkemuka Indonesia maupun tokoh Internasional.

Pro dan kontra mewarnai keputusan sepihak oleh Rektor ITB, Mr. Joko dan segelintir Guru Besar di Senat Akademik ITB yang merasa pantas untuk memberi kado istimewa menjelang kemeriahan Dies Emas ITB yang jatuh pada tanggal 2 Maret 2009 nanti.

Penolakan SBY ini hendaknya menjadi 'pukulan' keras buat pihak eksekutif sebagai pemegang kebijakan di ITB untuk lebih hati-hati dan lebih rendah hati untuk mengambil segala keputusan yang berimbas kepada pencitraan dan pendewasaan ITB sebagai institusi pendidikan yang memiliki reputasi Internasional.

Pendapat yang berkembang di kalangan internal dosen dan mahasiswa maupun para alumni yang tersebar di luar sana, melihat bahwa penganugrahan ini tidak memiliki nilai tambah buat ITB, bahkan sebaliknya akan menambah 'bobot' SBY sebagai salah satu calon kuat RI1 di 2009 nanti.

Saya tidak habis mengerti dengan pernyataan Mr. Rektor ITB, yang mengatakan bahwa ITB menjadi maju karena karena didukung Mr SBY.

Saya pikir hebat sekali tuan SBY ini. Loh, kemana saja para Profesor, DR dan banyak dosen dan peneliti di ITB yang selama ini kiprahnya tidak mengenal waktu apalagi dibalas dengan materi, sehingga pamor, dedikasi, sumbangsih mereka kalah oleh peran SBY yang baru muncul sejak 2004?

Sekali lagi, Rektor ITB salah besar dan telanjang sekali menunjukan ambisinya untuk menjadi Menteri di kabinet SBY nanti, kalau SBY menang.

Saya mau pinjam istilah teh botol SOSRO, "Siapapun presidennya, ITB tetap lebih MAJU".