Kamis, Januari 15, 2009

Bioteknologi Indonesia: Peluang dan Masalah

Oleh : Kabelan Kunia

Hasil kloning Dolly

Belum lama ini dunia ilmu pengetahuan dikejutkan dengan telah lahirnya bayi domba dari proses pencangkokan sel (cloning) oleh beberapa ilmuwan yang dipimpin oleh Ian Wilmut. Baru-baru ini juga di Selandia Baru beberapa ilmuwan berhasil melakukan eksperimen yang menghasilkan embrio sapi yang nantinya diharapkan menjadi sapi dengan produksi susu yang menagadung protein dasar manusiawi, myelin yang dikandung di dalam ASI. Meskipun hasil eksperimen ini ‘digagalkan’ oleh pengadilan tinggi Selandia Baru karena tidak sesuai dengan permohonan yang diajukan semula, sehingga sapi-sapi yang telanjur mengandung sapi cloning, tidak jadi melahirkan pada Juni 2001 lalu (Kompas, Mei 2001).

Eksperimen-eksperimen di atas adalah sekelumit yang menggambarkan beberbagai keberhasilan dari penerapan bioteknologi dalam mencari dan menggali rahasia alam yang semata-mata didedikasikan untuk kemajuan iptek di samping buat mensejahterakan umat manusia. Sebenarnya pemanfaatan bioteknologi sudah dimulai ribuan tahun yang lalu. Di Asia dan Afrika orang telah mempelajari berbagai kultur untuk membuat wine, beer, vinegar dan sake dengan menggunakan bakteri dan ragi serta untuk membuat berbagai makanan dengan menggunakan jamur.

Di Indonesia bahkan kita mengenal tape atau peyeum, tempe, oncom, kecap dan banyak lagi jenis minuman dan makanan yang kesemuanya dibuat dengan menggunakan mikroorganisme baik itu bakteri, ragi maupun jamur. Proses-proses tradisional ini dikembangkan secara turun-menurun tanpa pengetahuan ilmiah dan pemanfaatannya pun masih terbatas untuk mengolah kebutuhan dasar manusia, yaitu kebutuhan makan dan minum.

Seiring dengan berkembangnya pengetahuan manusia, makin terungkap pulalah dasar-dasar ilmiah bioteknologi dan semakin luas pula ruang lingkup penggunaannya. Bioteknologi yang merupakan teknologi yang memanfaatkan mahluk hidup yang direkayasa dengan menerapkan prinsip-prinsip sains dan teknologi untuk menghasilkan barang dan jasa guna memenuhi kesejahteraan manusia. Bioteknologi bukanlah teknologi yang berdiri sendiri, tapi menyangkut dengan cabang-cabang ilmu lainnya, yaitu mikrobiologi, biokimia, genetika, rekayasa biokimia dan kimia.

Tidak ada komentar: