Akhirnya, Presiden SBY meminta penganugerahan doktor honoris causa kepada dirinya dari ITB diundur hingga usai Pilpres 2009. Langkah itu dinilai arif menurut orang dekatnya, Andi Mallarangeng yang merupakan Caleg Partai SBY. (Detiknews.com/07/02).
Keputusan tepat yang diambil oleh SBY tidak lepas dari kontroversi pemberian gelar kehormatan dari ITB yang dikenal pelit memberikan penghargaan serupa kepada berbagai tokoh terkemuka Indonesia maupun tokoh Internasional.
Pro dan kontra mewarnai keputusan sepihak oleh Rektor ITB, Mr. Joko dan segelintir Guru Besar di Senat Akademik ITB yang merasa pantas untuk memberi kado istimewa menjelang kemeriahan Dies Emas ITB yang jatuh pada tanggal 2 Maret 2009 nanti.
Penolakan SBY ini hendaknya menjadi 'pukulan' keras buat pihak eksekutif sebagai pemegang kebijakan di ITB untuk lebih hati-hati dan lebih rendah hati untuk mengambil segala keputusan yang berimbas kepada pencitraan dan pendewasaan ITB sebagai institusi pendidikan yang memiliki reputasi Internasional.
Pendapat yang berkembang di kalangan internal dosen dan mahasiswa maupun para alumni yang tersebar di luar sana, melihat bahwa penganugrahan ini tidak memiliki nilai tambah buat ITB, bahkan sebaliknya akan menambah 'bobot' SBY sebagai salah satu calon kuat RI1 di 2009 nanti.
Saya tidak habis mengerti dengan pernyataan Mr. Rektor ITB, yang mengatakan bahwa ITB menjadi maju karena karena didukung Mr SBY.
Saya pikir hebat sekali tuan SBY ini. Loh, kemana saja para Profesor, DR dan banyak dosen dan peneliti di ITB yang selama ini kiprahnya tidak mengenal waktu apalagi dibalas dengan materi, sehingga pamor, dedikasi, sumbangsih mereka kalah oleh peran SBY yang baru muncul sejak 2004?
Sekali lagi, Rektor ITB salah besar dan telanjang sekali menunjukan ambisinya untuk menjadi Menteri di kabinet SBY nanti, kalau SBY menang.
Saya mau pinjam istilah teh botol SOSRO, "Siapapun presidennya, ITB tetap lebih MAJU".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar