Ohhh... alangkah bodohnya bangsa ini... Bikin kalender aja tidak becus! Berkali-kali umat ini mengalami perbedaan hari raya Idul Fitri. Kebodohan yang berulang!! Perayaan Idul Fitri kali ini, Muhammadyah memutuskan hari Selasa (30 Agustus 2011), sedangkan pemerintah dan ormas lain hari Rabu (31 Agustus 2011). Umat jadi galau dan bingung dibuatnya. Nah, karena saya tinggal di Indonesia, jadi terpaksa manut ke pemerintah.
Perbedaan ini muncul karena perbedaan kriteria hilal. Muhammadyah menggunakan kriterial wujudul hilal (keberadaan hilal), artinya ketika posisi matahari-bumi-bulan bergeser dari pisisi garis lurus (konjungsi) sebelum matahari terbenam, maka saat matahari terbenam kita menasuki bulan baru. Dengan kriteria ini maka hilal sering tidak dapat diamati tetapi ditentukan dengan perhitungan (hisab). Ormas lain menggunakan imkanur rukyat 2 derajat. Dengan kriteria ini pergantian bulan dikatakan terjadi jika saat matahari terbenam ketinggian bulan di ufuk mininal 2 derajat. Kenapa dipakai batas 2 derajat juga tidak ada alasan yang kuat.
Nah, seharusnya para Astronomi dapat berperan lebih di sini. Sudah banyak ilmuwan yang pakar dalam penentuan hilal di Negeri ini. Kita juga punya pusat peneropongan terbessar se-Asia Tenggara, yaitu Boscha yang disegani dunia. Kalaupun masih gengsi pake ahli dalam negeri, mbok ya kita bisa impor tenaga ahli dari luar. Kenapa harus malu kalo kita tidak mampu untuk itu. Kesepakatan penentuan kriteria menjadi penting ditetapkan secara bersama antara pemerintah dalam hal ini Departemen Agama dan Ormas Islam. Dengan kriteria bersama ini, dipastikan tidak akan terjadi lagi perbedaan yang sangat-sangat bodoh semacam ini.
Ketika terjadi perbedaan, atas nama toleransi, keberagaman kita seringkali berkelit bahwa Islam menghargai perbedaan. Argumentasinya: bukankan Tuhan menciptakan perbedaan??? Berbeda itu indah! Perbedaan itu Sunatullah!! Hmmm....
Namun kalau sudah menyangkut kekuasaan, uang, ambisi dan kepentingan kelompok dan partai, perbedaan menjadi barang haram!!!
Semua Ormas Islam seperti Muhammadiyah, NU, Persis, MUI dan lain-lain, harus menanggalkan ego dan harga diri yang tidak penting demi kebaikan umat secara keseluruhan. Mereka harus duduk bersama dengan hati yang kosong dan bersih untuk mempersatukan kesepakatan tentang kriteria hilal yang difasilitasi oleh Deptan yang juga harus kuat dan bijaksana. (Kabelan Kunia/ yang masih menggenapkan puasa 30)
Wallahu alam bissawab.
7 komentar:
iya tu, gimana sidangnya aja terlambat, shg membuat jutaan umat terlambat melaksanakan shalat isya' dan taraweh, satu lg dosa besar pemerintah thd rakyatnya
sidangnya aja terlambat tu, sdh bikin dosa krn masy terlambat shalat isya' dan taraweh gara2 nunggu hsil sidang yg bertele-tele
Yo kak, kalu ulama dan ormas cuma bisa menonjolkan ego dan kesombongan primordial, tdk akan pernah beres urusan yg sepele semacam ini. Kalo sdh begini, kita sebagai umat harus berpegang ke siapa. Sesungguhnya, tempat berpegang yang hebat hanya Allah SWT....
Coba dicari dasar yang legal formal untuk kriteria hilal yang terlihat harus 2 derajat atau lebih agar dapat dipertanggungjawabkan kekuatan hukumnya (rujukannya harus bersumber dari Al Qur'an dan atau Hadist shahih karena ini terkait urusan ibadah)
Coba kita sama-sama mencari dasar legal untuk kriteria melihat minimal 2 derajat (referensinya harus Al Qur'an dan atau Hadist Shohih) karena ini berkaitan dengan urusan ibadah.
karena orang Indonesia gak becus bikin kalender, yuuukkk...kisa pesan kalender langsung ke Saudi Arabia. Alasannya (1) Selisih waktu hanya setengah hari, (2) tepat waktu, alias tidak maju-mundur seperti kalender Indonesia (3) Pusat Islam sedunia....dengan demikian kita dapat menjalankan ibadah dengan tenang, khusuk, khidmat, dan gak cemas berdosa puasa ketika tetangga lebaran, cemas berdosa lebaran ketika tetangga masih puasa.....se7????
Kak Saleh Rusbandi Ysh, benar nian Kak. Tugas pemerintah dan para cerdik pandai di negara ini harus menemukan rumusan yang sesuai l Quran dan Sunnah Rasul, sembari mengesampingkan ego dan kepentingan kelompok dan organisasi masing2 demi utk kebaikan dan kehalalan umat Islam secara keseluruhan. Semoga momentum Idul Fitri kali ini menjadikan semua pihak introspeksi diri utk kebaikan bersama, semoga... Mohon maaf lahir batin kak.
Posting Komentar