Dalam Al Quran Allah menyatakan bahwa “Tiada lain Aku ciptakan Manusia dan Jin untuk beribadah padaKu”, bahwa sejak akhil baligh, kita diwajibkan untuk beribadah kepada Allah. Sedangkan Allah bersumpah “Demi waktu..... sesungguhnya manusia itu merugi”.
Dalam sebuah Sunnah Rasulullah Saw menyebutkan bahwa “Orang yang beruntung adalah orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin”, dalam ketiga pernyataan dari Al Qur’an dan Hadits tersebut terkandung hikmah bahwa terdapat proses evaluasi diri dari waktu ke waktu sepanjang masa hidup untuk senantiasa mendapatkan dan berbuat lebih baik dengan menerapkan konsep ibadah pada Allah.
Pernyataan orang yang beruntung adalah orang yang hari ini lebih baik daripada kemarin adalah mengandung makna spiritual yang berpengaruh pada kegiatan kita secara menyeluruh yaitu agar mengarahkan pada ibadah pada Allah. Bila kita simak berapa banyak ibadah ritual yang biasa dilakukan dalam rangka melakukan Rukun Islam. Lalu sisa waktunya dihabiskan untuk kegiatan-kegiatan yang lainnya termasuk yang paling menyita waktu adalah kegiatan bisnis dan profesi, seperti diingatkan pada Surat Luqman, “bahwa …Janganlah engkau melalaikan Shalat dengan Perniagaan…”
Dari situlah mengapa konsep dan hikmah hijrah perlu dikaji ulang dan diamalkan oleh umat Islam. Setiap pergantian waktu, hari demi hari hingga tahun demi tahun, biasanya memunculkan harapan baru akan keadaan yang lebih baik. Islam mengajarkan, hari-hari yang kita lalui hendaknya selalu lebih baik dari hari-hari sebelumnya.
Dengan kata lain, setiap Muslim dituntut untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari. Hadis Rasulullah yang sangat populer menyatakan, ''Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, adalah orang yang beruntung”.
Bila hari ini sama dengan kemarin, berarti orang merugi, dan jika hari ini lebih jelek dari kemarin, adalah orang celaka.'' Oleh karena itu, sesuai dengan QS 59:18, ''Hendaklah setiap diri memperhatikan (melakukan introspeksi) tentang apa-apa yang telah diperbuatnya untuk menghadapi hari esok (alam akhirat).'' Pada awal tahun baru hijriyah (1432 H) ini, kita bisa merancang hidup agar lebih baik dengan hijrah, yakni mengubah perilaku buruk menjadi baik, melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Kita ubah ketidakpedulian terhadap kaum lemah menjadi sangat peduli dengan semangat zakat, infak, dan sedekah. Selain itu juga mengubah permusuhan dan konflik menjadi persaudaraan dan kerjasama, mengubah pola hidup malas-malasan menjadi giat bekerja, mengubah hidup pengangguran dan peminta-minta menjadi pekerja mandiri dan tidak bergantung pada belas kasih orang lain.
Tidak kalah pentingnya, tahun ini kita harus hijrah pilihan politik, dari parpol dan politisi busuk kepada parpol dan politisi harum, dari rezim korup dan zalim kepada pembentukan pemerintahan yang bersih dan amanah. Semoga.
Wallahu a'lam. Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1432 Hijriyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar