Artikel ini telah dimuat di Rubrik Cakrawala Harian Pikiran Rakyat, Kamis, 26 Juni 2008
USAHA insentifikasi di bidang pertanian untuk meningkatkan produktifitas hasil tanam dalam sistem pertanian konvensional tidak terlepas dari penggunaan pestisida, terutama insektisida dan herbisida kimia. Beberapa pestisida yang masih sering digunakan diantaranya adalah golongan karbofuran dan beberapa golongan organoklorin.
Pestisida adalah suatu istilah yang umum dan dimaksudkan untuk membunuh suatu organisme yang dianggap hama dan merugikan manusia. Insektisdida digunakan untuk membunuh insekta, herbisida untuk membasmi herba liar, fungisida untuk membunuh jamur penggangu, bakterisida untuk bakteri dan sebagainya. Masalahnya seringkali penggunaan bahan kimia aktif ini untuk mengatasi hama pengganggu digunakan secara tidak tepat pakai maupun tepat dosis, sehingga dipastikan tidak hanya hama sasaran saja yang terbunuh, tapi juga organisme lain yang bermanfaat ikut jadi korban.
Dampak lain yang lebih parah adalah bahaya kronik yang ditimbulkan dalam kurun waktu yang lama setelah aplikasi. Beberapa pestisida bersifat lipofil dan dapat mengganggu kesehatan manusia. Oleh karenanya diperlukan usaha untuk menghilangkan pestisida yang terdapat pada produk pertanian seperti sayur dan buah yang akan kita santap. Mengingat sifatnya yang lipofil, maka pencucian menggunakan air saja tidaklah cukup.
Nah, disinilah diperlukan surfaktan untuk meningkatkan daya bersih air terhadap makanan yang akan kita masak. Apa itu surfaktan dan bagaimana kerjanya untuk melenyapkan residu pestisida pada produk pertanian yang biasa dimasak ibu di dapur?
Surfaktan
Surfaktan merupakan singkatan dari surface active agents, bahan yang menurunkan tegangan permukaan suatu cairan dan di antarmuka fasa (baik cair-gas maupun cair-cair) sehingga mempermudah penyebaran dan pemerataan.
Surfaktan adalah senyawa kimia yang dalam molekulnya memiliki dua ujung yang berbeda interaksinya dengan air , yakni ujung yang biasa disebut kepala (hidrofil), sifatnya ‘suka’ air dan ujung yang disebut ekor (lipofil), sifatnya tidak ‘suka’ air. Dalam proses pencucian menggunakan air, bagian hidrofil akan berinteraksi dengan air sedangkan bagian lipofil akan berinteraksi dengan kontaminan seperti pestisida. Dengan demikian surfaktan bertindak sebagai jembatan dan dengan sendirinya akan meningkatkan efektifitas pencucian pestisida menggunakan air. Karena sifat inilah sabun mampu mengangkat kotoran dari badan dan pakaian.
Surfaktan dalam kehidupan kita sehari-hari terdapat pada sabun, yang berupa garam Na dari asam lemak , yaitu asam sterarat, asam palmitat dan asam oleat. Surfaktan selain sabun dapat diklasifikasikan menjadi empat, yaitu surfaktan anionik (Na-lauiril sulfat, maypon dan igepon-T), surfaktan kationik (garam amin, garam ammonium kuarterner dan garam piridium), surfaktan amfoterik (minarol, garam dari ester amino asam sulfat) dan surfaktan nonionik (ester polialkohol seperti span, ester poligliserol seperti tween).
Umumnya, surfaktan digunakan sebagai bahan pembersih. Hal ini karena surfaktan lebih ramah lingkungan. Bahkan aplikasi surfaktan sangat luas, tak terbatas dalam industri pembersih tapi juga pada industri cat, pangan, polimer, tekstil dan lain-lain.
Surfaktan merupakan unsur yang berperan menyatukan air dan minyak, misalnya produk fatty ester dimanfaatkan untuk kosmetik, fatty alcohol sulphate untuk bahan deterjen dan sabun, fatty silphosuccinate untuk industri plastik, juga untuk industri lainnya seperti industri pangan, kertas, tekstil, hingga untuk pengeboran minyak. Dari surfaktan juga dapat dihasilkan bahan pewarna tekstil, pelumas, bahan baku farmasi untuk obat dan pembuatan vaksin, serta aditif bagi bahan bakar minyak.
Deterjen
Di pasaran kita banyak sekali dijejali dengan berbagai merek deterjen, dari yang paling murah hingga yang paling mahal. Dari yang sering muncul di layar televisi sampai yang tidak pernah kita ketahui sama sekali, tiba-tiba kita temukan di supermarket dan warung-warung.
Nah, apa itu deterjen? Deterjen adalah sebuah senyawa yang memudahkan proses pembersihan. Istilah deterjen kini dipakai untuk membedakan antara sabun dengan surfaktan jenis lainnya. Produk yang disebut detejen ini merupakan pembersih yang terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Di bandingkan dengan sabun, deterjen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air.
Deterjen pun mengandung bahan surfaktan. Pada deterjen, jenis muatan yang dibawa surfaktan adalah anionik. Kadang ditambahkan surfaktan kationik sebagai bakterisida atau pembunuh bakteri. Bahan aktif ini berfungsi sama, yaitu menurunkan tegangan permukaan air, sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan, termasuk racun pestisida yang menempel pada sayur dan buah.
Kemampuan deterjen untuk menghilangkan berbagai kotoran yang menempel pada tangan, kain dan bahan lain mengurangi keberadaan kuman dan bakteri yang menyebabkan infeksi dan meningkatkan umur pakai kain, karpet, alat rumah tangga dan peralatan rumah lainnya sudah tidak diragukan lagi.
Karena kebersihan merupakan salah satu faktor penting bagi kesehatan masyarakat, makanya menjaga kebersihan badan, pakaian, tempat tinggal serta lingkungan kita sangat dibutuhkan. Kecerdasan memilih produk pembersih yang dapat diandalkan dan aman buat lingkungan sangat perlu dimiliki supaya kita tidak termakan oleh iklan-iklan yang menyesatkan (Kabelan Kunia/ dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar