|
Fadel Muhammad menyampaikan khutbah
Idul Fitri di Halaman ITB
(Foto: Fery AP/Salmanitb.com)
|
Al-Qur’an selalu mengacu pada banyak alam semesta, di mana sains saat ini hanya memiliki dan menghasilkan hipotesis dan model tentang alam semesta yang majemuk. Daya tarik Al Qur’an tentang kebenaran sangat universal – tak lekang oleh waktu dan ruang, ditujukan kepada seluruh umat manusia dan kelompok jin. Kadang-kadang, Al Qur’an menyebutkan makhluk di Bumi dan langit yang berarti seluruh makhluk dikenal atau belum diketahui.
Setiap ayat, bahkan jumlah ayat dan kata-kata, nama surah (bab) merupakan kebijakan abadi yang mengandung beberapa arti, yang relevan dengan tingkat pengetahuan manusia yang membacanya.
Dalam kesempatan ini perkenankanlah saya untuk menyampaikan pesan Al Qur’an yang berkaitan dengan laut. “Laut” dalam Al-Qur’an atau yang berkaitan dengannya disebutkan ada 32 kali, sedangkan kata “daratan” disebutkan sebanyak 12 kali. Hal ini mengisyaratkan mengenai luasnya lautan dan daratan. Perbandingan antara luas lautan dan daratan adalah lautan sama dengan 32/44 sedangkan luas daratan adalah 12/44, dengan demikian, persentasenya : lautan 72,7% dan daratan 27,3%. Persentase ini ternyata sesuai dengan penelitian NOAA (The National Oceanic and Atmospheric Administration) yang diungkapkan oleh Prof. DR. Jane Lubjenco. lni adalah penanda bahwa Al Qur’an merupakan lautan pengetahuan yang harus dieksplorasi melalui akal budi.
Al Quran selalu mengajak manusia untuk mengembangkan akal budinya untuk memahami pesan-pesan Ilahi. Salah satunya adalah ajakan kepada umat manusia untuk mengeksplorasi dan memanfatkan laut untuk kesejahteraan umat manusia. berbicara soal manfaat laut bagi peningkatan tarat hidup manusia. Pesan Allah SWT dalam surat Al Maidah ayat 96 menyebutkan “Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada Nyalah kamu akan dikumpulkan”.
Pesan Al Qur’an tentang laut kini telah dibuktikan oleh Negara-negara maju. Negara-negara yang pandai memanfaatkan potensi lautnya, bakal mendapat kekayaan yang sangat berlimpah. Selain mengandung banyak makanan, dan perhiasan, laut juga bisa menyimpan banyak bahan tambang, bisa menjadi jalur transportasi yang murah, dan sebagainya. Selain menjadi bukti kuat bagi keaslian Al-Quran, laut juga menjadi sumber penghidupan yang sangat kaya. Keberadaan wilayah laut, bisa menjadi salah satu penentu tingkat ekonomi sebuah negara.
Indonesia sebagai negara kepulauan, dimana dua pertiganya terdiri atas laut/lautan, merupakan negara yang kaya dengan potensi lautnya dan mempunyai keragaman hayati terbesar di dunia. Disamping Indonesia kaya dengan ikan yang merupakan sumber kehidupan bagi nelayan, juga beberapa jenis ikan laut ekonomis penting sudah dikembangkan sebagai usaha budidaya., seperti udang, kerapu, bandeng, kakap, rumput laut dan tiram mutiara. Bahkan sekarang ini Indonesia merupakan produsen rumput laut dan mutiara terbesar di dunia. Disamping itu, sebagai negara kepalaun yang terletak di antara dua samudra, maka Indonesia merupakan jalur transportasi laut internasional.
Satu lagi fenomena kelautan yang diungkapkan oleh Allah dalam Al-Quran mengenai laut dalam. Laut dalam (deep sea) adalah bagian dari laut yang sangat gelap. Hingga saat ini, laut dalam masih merupakan misteri bagi manusia. Penelitian di laut dalam sendiri hingga saat ini masih sangat terbatas.
Tahun 2010 para peneliti Indonesia dan Amerika bekerjasama sama dalam mengungkap misteri laut dalam di perairan Sangihe Talaud. Expedisi ini dikenal sebagai INDEX SATAL 2010. Expedisi ini telah mengungkap tentang lapisan kegelapan di laut dalam, kehidupan hewan dan tumbuhan di dalam kegelapan di bawah laut. Dari hasil ekspedisi INDEKS SATAL 2010 ini berhasil ditemukan di laut dalam (sampai dengan 2.000 meter) 53 species ikan dari 32 famili, 19 species crustacea dari 10 famili dan 7 species cephalopoda dari 5 famili. Disamping itu ditemukan pula gunung-gunung api (pada kedalaman sekitar 4.000 meter) yang menyemburkan panasnya. Keberadaan gunung api ini diduga merupakan sumber mineral dan sumber energi baru di masa depan. lni adalah tanda-tanda kebesaran Allah SWT Sang Pengendali Kehidupan Semesta.
Mari kita lihat, dua ayat Surah Ar Rahman 55: 19- 20 “Dia membiarkan dua !aut (garam dan air tawar) pertemuan bersama sama. Antara keduanya ada batas yang tidak satupun dari mereka dapat melampaui batas.”
lni adalah fenomena menarik yang baru-baru ini dijelaskan oleh Ahli Oseanografi dari Perancis, Jacques Yves Cousteau yang meneliti berbagai lautan di dekat Selat Gibraltar. Ia menemukan bahwa pertemuan antara air dari Laut Tengah dan Samudera Atlantik airnya tidak bisa dicampur, meskipun keduanya asin. Tetapi tingkat salinitas mereka berbeda sehingga dapat menghasilkan seperti bendungan tak terlihat atau membran. Air Samudra Mediterania dengan salinitas di atas 36,5% dan temperatur sekitar 11,5 oC, terisolasi di kedalaman 900-1100 meter, sedangkan air dari Samudera Atlantik memiliki salinitas di bawah 35%, meliputi air Samudra Mediterania dengan suhu di bawah 10 oC. Perbedaan salinitas ini telah menciptakan arus laut yang menggerakkan system kehidupan bawah laut. Arus ini telah memungkinkan ikan bermigrasi secara terpola, sehingga manusia menjadi lebih mudah menangkapnya.
Temuan ilmu pengetahuan ternyata selalu menuju pada kutub kebesaran Allah SWT. Firman Allah adalah sumber llmu Pengetahuan. Melalui landasan iman manusia dituntut untuk mengeksplorasi sain untuk menguatkan keimanan kita dan menjadikannya wahana untuk menuju kesejahteraan.
Pengetahuan manusia dapat diibaratkan laksana sebutir biji sawi sangat kecil sekali dibandingkan dengan rahasia semesta. .Masih banyak rahasia yang harus diungkap. Manusia dituntut mengembangkan akal budinya supaya mampu memahami pesan-pesan Allah seperti yang disampaikan dalam surat Al-Kahf, 18: 109.
Katakanlah : “Kalau sekiranya samudera menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”.
Sebagaimana yang kita ketahui bersama saat ini kita menghadapi masalah serius yaitu meningkatnya konsumsi pangan dunia sebagai akibat bertambahnya jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi masyarakat di Negara-negara yang sedang berkembang. Produk pangan yang dihasilkan di daratan diperkirakan tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk beberapa tahun ke depan. Sementara lautan yang menjadi sumber penghidupan manusia masa depan baru dieksplorasi sekitar 8%. lnilah tantangan kita untuk mengeksplorasi laut melalui pemanfaatan sains dan teknologi. Pesan-pesan Al Qur’an selalu relevan dengan temuan ilmu pengetahuan.
Hasil riset ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa rata-rata orang yang mengonsumsi ikan relatif lebih sehat dan terhindar dari serangan jantung dibandingkan dengan orang orang yang tidak mengkonsumsi ikan. lkan ternyata merupakan sumber nutrisi penting yang memiliki unsur-unsur yang diperlukan oleh tubuh manusia dan juga mampu mengurangi risiko berbagai penyakit. Kandungan asam omega tiga dalam ikan jika dikonsumsi secara teratur akan mengurangi risiko serangan jantung dan memperkuat system kekebalan tubuh.
Kandungan nutrisi penting dalam ikan ternyata telah dijelaskan dalam Al Qur’an dalam Surat An Nahl ayat 14 : “Dan Dia-lah (Allah) yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daging yang segar darinya, dan (dari lautan itu) kamu yang mengeluarkan perhiasan yang (kamu) pakai. Kamu (juga) melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur”.
Pesan Allah SWT alam Surat An Nahl ayat 14 dengan jelas memerintahkan manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan agar dapat mengambil manfaat dari laut yang telah dianugerahkan Allah SWT tidak hanya berupa ikan, tetapi juga mineral, tambang, obat-obatan. Selain itu laut dengan sistem arus dan gelombangnya memberikan energi terbarukan kepada umat manusia. Manfaat laut masih belum banyak termanfaatkan. Hanya dengan sain yang didedikasikan untuk mesyukuri karunia Allah inilah yang akan membawa manusia pada kehidupan yang lebih baik.
Ajaran Islam mengarahkan umat manusia agar mengambil pelajaran dari segala kejadian dan peristiwa yang berada di sekitar kita. Dengan semua itu kita akan menyadari sedalam dalamnya hakekat kehidupan. Kita harus menyadari juga bahwa betapapun hebatnya dan komplitnya ajaran Islam, tidak akan berkembang dengan pesat kalau tidak diperjuangkan.
Perjuangan yang relevan untuk saat ini adalah mengembangkan sain dan teknologi. Agar kemurahan yang telah dilimpahkan oleh Allah SWT dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk membangun kesejahteraan bersama. Berkembangnya ajaran Islam yang demikian cepat itu, selain karena esensi ajarannya juga karena perjuangan dan dakwah yang dilakukan umatnya dari masa ke masa dan dari satu periode. ke periode yang lain demi perbaikan kualitas hidup manusia.
Melalui peristiwa ibadah puasa, ldul Fitri, lbadan Zakat dan lain sebagainya apabila dihayati dengan baik akan dapat menimbulkan motivasi yang luhur dalam menggalakkan dakwah lslamiyah mewartakan ajaran Allah SWT yang diwahyukan kepada Rasullah Muhammad SAW. (Disarikan dari Materi Khutbah Idul Fitri 1432 H oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Dr. Ir. Fadel Muhammad di Halaman ITB).
|
Shalat Idul Fitri 1432 H di kampus ITB |