Timun suri merupakan tanaman istimewa karena fenomena munculnya saat bulan suci Ramadhan. Bulan yang dikenal sebagai bulan puasa memang memberikan keberkahan pada negeri yang menyambut kedatangannya dengan beragam budaya. Pada bulan tersebut, banyak sekali ditemukan panganan, minuman, buah-buahan yang sulit sekali dilihat pada bulan selain Ramadhan. Timun suri merupakan makanan khas saat berbuka puasa Ramadhan di samping kurma, kolak dan kolang-kaling. Padahal, tanaman tersebut bukanlah tanaman musiman secara biologi, namun telah menjadi buah musiman bagi budaya masyarakat Indonesia.
Pada saat bulan puasa seperti ini, pedagang timun suri banyak kita jumpai di beberapa ruas jalan di Bandung dan pasar-pasar tradisional bahkan di supermarket. Cuaca panas yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir sangat membawa berkah bagi beberapa pedagang lebih-lebih di kala umat Islam sedang menjalankan ibadah puasa, permintaan terhadap buah mentimun satu ini terhitung lumayan. Terutama setelah seharian berpuasa, rasanya segar sekali apabila berbuka dengan timun suri. Dan konon, buah timun suri juga berkhasiat untuk menghilangkan panas dalam mirip minuman penyegar.
Sekilas tanaman timun suri memiliki kemiripan dengan timun lalap, namun ukurannya lebih besar dan bewarna lebih terang. Timun yang dalam bahasa ilmiah disebut sebagai Cucumis sativus yang termasuk dalam keluarga labu-labuan (Cucurbitaceae) memiliki ciri-ciri umum seperti yang dimiliki oleh tanaman anggota keluarga labu-labuan lainnya seperti melon (Cucumis melo). Batangnya merupakan herbaceous (herba) yang penuh dengan klorofil sehingga warnanya hijau, tumbuh merambat dengan sulur, memiliki bunga berbentuk terompet.
Buah timun suri berbentuk lonjong dengan panjang kira-kira 20 cm dengan diameter 10 cm, kulitnya berwarna kuning dengan daging buah berwarna putih. Rasanya tidak terlalu manis, tapi cukup menyegarkan. Buah ini juga mempunyai aroma yang harum seperti melon, sangat enak bila dinikmati pada siang hari atau saat bedug buka puasa mulai ditabuh.
Buah timun suri umumnya dijadikan bahan campuran minuman dingin, seperti es campur atau koktail buah. Berbuka puasa dengan es buah atau koktail buah-buahan memang enak dan segar, mengusir rasa dahaga dan sekaligus memulihkan energi tubuh. Buah mentimun ini ternyata tidak hanya enak disantap, tetapi juga zat gizi dan nirgizi yang terkandung di dalamnya memang pas untuk memulihkan gizi dan kebugaran badan setelah berpuasa seharian.
Timun suri memiliki kadar air cukup tinggi. Rasanya memberikan cita rasa khas pada minuman koktail yang dihidangkan, karena kaya kandungan mineral kalium dan provitamin A yang berfungsi menjaga kesehatan mata dan sebagai antioksidan alami pencegah rusaknya sel tubuh penyebab penuaan dini. Kandungan serat juga cukup tinggi. Serat di dalam timun suri mampu mencegah timbulnya kanker saluran pencernaan, seperti kanker usus dan kolon. Sifat serat pada timun suri mampu mengikat zat-zat karsinogen penyebab kanker yang ada di saluran pencernaan. Serat juga membantu melancarkan buang air besar, menurunkan kolesterol dan menetralisir racun.
Buahnya mengandung zat-zat saponin (mengeluarkan lendir), protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang, vitamin A, B1 dan C. Biji buah mentimun mengandung banyak vitamin E yang dapat membantu menghambat penuaan dan menghilangkan keriput. Sebagai keluarga besar mentimun, timun suri mengandung kukurbitasin C yang berkhasiat meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah hepatitis.
Buah yang mudah didapat dan murah ini ternyata mampu menurunkan tekanan darah tinggi, sariawan, memperlancar air seni dan menghilangkan keriput pada kulit. Selain itu buah ini diketahui mengandung vitamin A, B, C, E, serta beberapa zat lain. Vitamin C di dalam timun suri termasuk tinggi. Keberadaan vitamin C ini dapat mencegah timbulnya gangguan penyakit flu dan infeksi.
Timun suri bersifat menurunkan panas dalam, meningkatkan stamina dan lain-lain. Selain itu, timun juga mengandung flavonoid dan polifenol sebagai antiradang serta mengandung asam malonat yang berfungsi menekan gula agar tidak berubah menjadi lemak yang baik untuk mengurangi berat badan. Lebih dari itu, kandungan zat gizi dan nirgizi yang terkandung dalam buah timun suri bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, menyehatkan fungsi ginjal dan limpa, dan menurunkan tekanan darah.
Demikianlah kegembiraan orang yang berbuka puasa terpancar pula di raut muka para petani dan penjual timun suri. Pedagang timun suri begitu gembira ketika dagangannya ludes diminati sejumlah pembeli. Pada saat yang sama, kegembiraan pasti dirasakan oleh kaum muslimin yang sedang berbuka puasa dengan menyantap sajian yang terbuat dari buah pembawa berkah ini. (Kabelan Kunia/ dari berbagai sumber)