Senin, Juni 25, 2012

Secercah Senyum di Pulau Para Dewa

Secercah senyum di Pura Pangandaran, Bedugul, Bali

Secercah senyum di Patung Krisna (Garuda Wishnu Kencana), Bali

Secercah senyum di Plaza Garuda Wishnu Kencana (GWK), Bali

Mejeng di kamar Lovina Hotel, Pantai Lovina, Bali

Sabtu, Juni 23, 2012

Menyambut Mentari Pagi di Pantai Nusa Dua, Bali

Mentari pagi di Pantai Nusa Dua, Bali

Menikmati mentari pagi di Pantai Nusa Dua, Bali

Menyambut mentari pagi di Pantai Nusa Dua, Bali


Jumat, Juni 22, 2012

Gemericik Ombak di Tanah Lot, Bali

Heni Yuningsih, Fawwaz dan Najla dengan latar belakang Pura Tanah Lot, Bali
Menjelang sore, kami bergegas menuju Pura Tanah Lot. Harapan kami, ketika tiba di sana, kami bisa menikmati sunset yang merah membara membakar langit di belakang Pura Tanah Lot nan eksotis. Seperti banyak ditampilkan di foto-foto dan iklan-iklan yang menampilkan semburat merah mentari di latar Pura, bayangan yang indah itu membuat aku makin memacu laju kendaraan sewaan melintasi kemacetan Bali. Sepertinya banyak wisatawan yang punya angan-angan dan bayangan seperti kami terhadap indahnya senja di Tanah Lot. Akibatnya jalan-jalan, terutama akses menuju objek wisata tersebut kusut karena macet.

Heni, Fawwaz dan Najla dengan latar belakang Pura Tanah Lot, Bali

Kami sangat mahfum bahwa Tanah Lot merupakan salah satu tujuan wisata favorit di pulau Bali ini. Makanya aku sedikit nekad menginjak pedal gas Avanza dalam-dalam untuk segera sampai di sana. Objek wisata ini terkenal akan pura Tanah Lot yang terletak terpisah dari daratan, namun masih bisa dijangkau kalau air laut surut tanpa harus menggunakan perahu. Pura ini merupakan salah satu pura utama di Bali yang dikenal dengan Sad Kahyangan. Pura Tanah Lot terletak di desa Beraban, Tabanan. Perjalanan kami menuju lokasi tidak kurang dari 1,5 jam dari kota.


Fawwaz dan Najla di Pura Tanah Lot, Bali
Di tengah keramaian pengunjung dan deru-menderu suara ombak mengelus bebatuan di pinggiran pura, kami sekeluarga menyempatkan mengabadikan senja di Tanah Lot ini. Namun sayangnya kami tidak bisa mengabadikan semburat merah di latar pura, karena malam hampir menjelang. Kelamaan di jalan yang macet, menyebabkan kami tidak kebagian menikmati keindahan lain di Tanah Lot.

Sembari menikmati gemericik ombak-ombak kecil di sela-sela jemari kaki, kami beharap semoga waktu-waktu mendatang kami bisa berkunjung kembali ke sini dengan tanpa kehilangan momen indah menikmati Sang Mentari Senja menjilat di laut lepas di  Tanah Lot nan indah ini, semoga. (Kabelan Kunia/ Family on Vacation

Fawwaz dan Najla narsis di Pura Tanah Lot, Bali

Heni Yuningsih, Fawwaz dan Najla dengan latar belakang Pantai Sanur, Bali